Xring O1 dibangun dengan teknologi fabrikasi 3nm dan mengusung CPU 10-core, termasuk dua core performa tinggi Cortex-X925 yang dapat mencapai kecepatan 3,9GHz.
Empat core menengah Cortex-A725 dan empat core efisiensi Cortex-A520 melengkapi arsitektur ini.
Untuk grafis, Xring O1 menggunakan GPU Immortalis-G925 dengan 16 core dan dukungan ray tracing, fitur yang biasanya hanya ditemukan di konsol dan PC gaming.
Chipset ini juga mendukung RAM LPDDR5X, penyimpanan UFS 4.0, modem 5G terintegrasi, serta NPU untuk pemrosesan AI.
klaim skor antutu v10 dari xiaomi (wccftech)
Di balik spesifikasi tinggi, terdapat ambisi besar untuk meraih kemandirian teknologi.
Baca Juga: Siap Meluncur Lebih Cepat? Bocoran Lengkap Xiaomi 16 dan 16 Pro Terungkap!
Dengan chipset sendiri, Xiaomi bisa mengontrol lebih banyak aspek desain perangkat, mulai dari efisiensi daya hingga integrasi software-hardware.
Meskipun masih bergantung pada ARM dan TSMC, langkah ini mengikuti jejak Apple dan Google, yang berhasil meningkatkan efisiensi dan performa melalui desain chip internal.
Xiaomi tampaknya ingin membuktikan bahwa mereka pun mampu bersaing di level global.
Xring O1 pertama kali digunakan pada Xiaomi 15S Pro dan tablet Xiaomi Pad 7 Ultra. Kedua perangkat ini menjadi batu uji kemampuan nyata dari chipset tersebut.
Performa yang belum sepenuhnya sejalan dengan ekspektasi pasar menunjukkan bahwa Xiaomi masih punya pekerjaan rumah besar, sebelum benar-benar bisa menantang dominasi pemain lama.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Wccftech.com