Jay Y. Lee, Chairman Eksekutif Samsung Electronics.
INDOZONE.ID - Kabar baik datang untuk Jay Y. Lee, Chairman Eksekutif Samsung Electronics.
Pengadilan Banding Seoul, pada Senin (5/2/2025), memutuskan untuk membatalkan banding yang diajukan oleh jaksa dan mengukuhkan pembebasan Lee dari semua tuduhan terkait kasus manipulasi saham dan penipuan akuntansi dalam merger dua afiliasi Samsung pada 2015.
Ini menjadi penutup dari perjalanan hukum panjang yang telah berlangsung hampir satu dekade lamanya.
Kasus ini bermula dari merger dua perusahaan afiliasi Samsung, yaitu Cheil Industries (unit tekstil) dan Samsung C&T (unit konstruksi), pada 2015.
Jaksa menuduh bahwa merger ini sengaja dirancang untuk memperkuat kendali Jay Y. Lee atas Samsung Electronics, raksasa elektronik terbesar di Korea Selatan.
Selain itu, jaksa juga menyatakan bahwa proses merger ini merugikan pemegang saham Samsung C&T.
Baca Juga: 5 HP Flagship Terbaik Selain Samsung Galaxy S25 Ultra
Jay Y. Lee, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Chairman Samsung Electronics, bersama beberapa mantan eksekutif Samsung, didakwa pada September 2020.
Mereka dituduh melakukan manipulasi saham dan pelanggaran hukum pasar modal terkait merger tersebut.
Namun, pada November 2023, pengadilan tingkat pertama membebaskan Lee dan para eksekutif lainnya dari semua tuduhan.
Dalam sidang banding, pengadilan kembali memutuskan bahwa tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa merger dilakukan tanpa persetujuan dari kedua perusahaan tersebut.
"Sulit untuk mengatakan bahwa merger ini dilakukan tanpa persetujuan, karena keputusan diambil berdasarkan kesepakatan dan kerja sama antara Samsung C&T, Cheil Industries, dan Kantor Strategi Masa Depan Samsung," ujar pengadilan, dikutip TechCrunch (3/2/25).
Putusan ini sekaligus menolak klaim jaksa yang menyatakan bahwa keputusan merger hanya dibuat oleh kantor pusat Samsung tanpa mempertimbangkan kepentingan pemegang saham.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: TechCrunch