Ilustrasi drone melintas di kota. (Freepik)
INDOZONE.ID - Saat ini, pesan makanan online di China diantar menggunakan drone. Bagaimana melakukannya?
Platform online China, Meituan, memanfaatkan teknologi ini dengan mengoperasikan sekitar 30 rute pengiriman dengan drone di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong, China selatan.
Ilustrasi drone. (Freepik/vecstock)
Pelanggan bisa menggunakan layanan ini di lingkungan perumahan, gedung perkantoran, institusi pendidikan, dan rute wisata. Nah, telah ada lebih dari 30.000 pesanan yang menggunakan teknologi ini.
Tak hanya di Shenzhen, Beijing, tepatnya Tembok Besar China, juga telah tersedia layanan pesan makanan online diantar dengan drone.
Sejak 16 Agustus 2024, Meituan dapat mengirimkan makanan, minuman, dan perlengkapan medis kepada para wisatawan.
Baca Juga: DeepSeek, AI Asal China yang Ada di Puncak App Store: Kok Bisa?
Drone, yang membawa barang, akan terbang dari atap hotel terdekat ke sebuah menara pengawas di Tembok Besar, tempat pengguna aplikasi dapat menerima pesanan mereka. Waktu pengirimannya juga sangat singkat, hanya sekitar lima menit.
Menurut laporan CGTN, dalam Konferensi Kerja Ekonomi Pusat tahunan, China telah menyatakan niatnya untuk mengambil langkah-langkah mempromosikan teknologi dan inovasi ilmiah yang berkontribusi dalam kemajuan industri modern.
Sektor ekonomi tingkat rendah, yang merujuk pada aktivitas ekonomi di tingkat udara rendah, yakni pada ketinggian sekitar 1 km di atas permukaan bumi, seperti layanan berbasis drone, muncul sebagai komponen penting dari kemampuan manufaktur baru negara tersebut dalam kemajuan industri yang lebih modern.
Tahun ini, sektor ini pertama kalinya disebutkan dalam laporan pekerjaan yang disusun oleh sebuah lembaga penelitian di bawah Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China.
Menurut laporan tersebut, nilai sektor ini mencapai 505,95 miliar yuan (sekira Rp1,092 triliun) pada 2023 dan diperkirakan akan terus bertambah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Business Insider, Scmp