Salah satu tantangan utama dalam deteksi penipuan adalah mengurangi jumlah false positive, situasi kala transaksi sah dicurigai sebagai penipuan.
Pembelajaran mesin meningkatkan akurasi dengan mengadaptasi dan belajar dari data baru, sehingga mengurangi jumlah false positives dan memungkinkan tim keamanan untuk fokus pada kasus-kasus mencurigakan.
Penipuan keuangan terus berkembang, dengan pelaku penipuan yang selalu mencari metode baru untuk mengeksploitasi sistem.
Pembelajaran mesin memungkinkan sistem deteksi untuk terus beradaptasi dan belajar dari data terbaru. Alhasil, tetap efektif dalam menghadapi teknik penipuan yang terus berkembang.
Model dapat diperbarui secara berkala dengan data terbaru untuk menangkap pola baru dan metode penipuan yang muncul.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Aplikasi Pengatur Keuangan: Gen Z Harus Tau!
Penerapan pembelajaran mesin dalam deteksi penipuan tidak terbatas pada sektor keuangan saja.
Teknologi ini juga digunakan dalam asuransi, e-commerce, dan layanan pembayaran digital untuk melindungi dari berbagai bentuk penipuan. Hal ini membantu dalam menjaga integritas transaksi dan keamanan data pelanggan.
Revolusi pembelajaran mesin, telah membawa perubahan signifikan dalam deteksi penipuan keuangan, meningkatkan kemampuan untuk menganalisis data besar, mengidentifikasi pola yang mencurigakan, dan beradaptasi dengan ancaman baru.
Dengan kemampuan untuk mengurangi false positives dan terus belajar dari data baru, teknologi ini menawarkan solusi yang lebih efisien dan efektif dalam melawan penipuan keuangan yang makin kompleks.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Forbes, Harvard Business Review, TechCrunch