Microsoft VASA-1 Sulap Foto Jadi Video Bicara, Keren atau Menyeramkan?

Fitur VASA-1, AI dari Microsoft. (Microsoft.com)

INDOZONE.ID - Teknologi AI semakin canggih, dan Microsoft kembali membuktikannya dengan proyek terbaru mereka, VASA-1.

Model AI ini mampu mengubah foto menjadi video animasi yang seolah-olah berbicara, lengkap dengan sinkronisasi bibir dan ekspresi wajah yang realistis.

Cukup dengan Foto dan Suara, Wajahmu Bisa Berbicara

Fitur VASA-1, AI dari Microsoft. (Microsoft.com)

VASA-1 hanya membutuhkan satu foto potret dan file audio untuk menciptakan video animasi wajah yang mengagumkan. Bayangkan, fotomu bisa 'hidup' dan berbicara persis seperti dirimu, bahkan dengan gerakan kepala yang natural.

Baca Juga: Intel Gaudi 3, Tantangan Baru bagi Dominasi NVIDIA di Pasar AI Accelerator

Teknologi sinkronisasi bibir dan gerakan kepala sebenarnya bukan hal baru. Namun, VASA-1 menawarkan kualitas dan realisme yang jauh lebih tinggi, meminimalkan artefak pada area mulut yang sering muncul pada teknologi serupa.

Rahasia di Balik VASA-1

Fitur VASA-1, AI dari Microsoft. (Microsoft.com)

Microsoft mengembangkan VASA-1 sebagai framework untuk menciptakan wajah animasi yang tampak nyata. Demo yang ditunjukkan menggunakan gambar sintesis dari DALL-E, namun model ini juga mampu menganimasikan foto asli.

Salah satu keunggulan VASA-1 adalah kemampuannya untuk bekerja dengan foto dari berbagai sudut pandang, tidak hanya foto potret lurus ke depan. Selain itu, pengguna dapat mengontrol arah tatapan mata, jarak kepala, dan bahkan emosi untuk menghasilkan video yang lebih personal.

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Valuasi Microsoft Tembus Rp47,5 Kuadriliun

Potensi dan Kekhawatiran

Fitur VASA-1, AI dari Microsoft. (Microsoft.com)

Potensi VASA-1 sangat besar, terutama dalam industri game untuk menciptakan karakter NPC yang lebih hidup dan interaktif. Selain itu, teknologi ini juga dapat digunakan untuk membuat avatar virtual untuk video media sosial atau film berbasis AI.

Namun, seperti teknologi AI lainnya, VASA-1 juga memunculkan kekhawatiran tentang potensi penyalahgunaan, seperti pembuatan deepfake yang semakin sulit dibedakan dari video asli.