Ilustrasi pencurian data. (Freepik/Storyset)
INDOZONE.ID - Identity theft atau pencurian identitas merupakan tindakan menggunakan informasi pribadi milik orang lain tanpa persetujuan dari pemilik informasi asli, yang mana informasi tersebut dapat berupa nama lengkap, alamat, nomor telepon, nomor jaminan sosial atau informasi identitas lainnya untuk menyamarkan identitas si pengguna dengan tujuan menimbulkan berbagai kerugian.
Adapun identity theft sendiri sebenarnya bukan merupakan masalah yang baru-baru saja muncul, khususnya dalam dunia siber, namun identity theft termasuk dalam masalah umum kejahatan bahkan jauh sebelum berkembangnya teknologi informasi internet secanggih sekarang.
Baca Juga: Masih Bisa Kirim Pesan Singkat Meski Kuota Sekarat! Begini Cara Gunakan WhatsApp Tanpa Internet
Ada beberapa modus dalam pelaku melakukan aksi pencurian data tersebut:
Dalam financial identity theft, seorang akan melakukan pencurian identitas dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau 2 manfaat ekonomis atas nama orang lain.
Secara umum, pencurian identitas finansial adalah untuk mendapatkan keuntungan materi dari identitas orang yang dicuri.
Untuk pencurian identitas medis sendiri dapat terjadi ketika seseorang mencari atau menggunakan perawatan medis di bawah identitas orang lain. Pencurian asuransi dapat termasuk dari contoh kasus pencurian identitas medis.
Dalam metodenya, biasanya pelaku akan melakukan klaim kesehatan menggunakan identitas palsu, yang mengakibatkan tagihan dan diagnosa dikirim ke korban sehingga pelaku tidak akan terkena tagihan.
Baca Juga: Segera Rilis di India, Ini Spek dan Harga Motorola Edge 50 Pro
Pencurian identitas anak merupakan pencurian identitas yang ditargetkan kepada anak di bawah umur dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Dalam kasus yang kerap terjadi, biasanya pelaku merupakan teman, anggota keluarga atau kerabat dekat anak.
Untuk kasus seperti ini biasanya sulit untuk dideteksi atau bahkan tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan baru diketahui ketika si anak beranjak dewasa dan harus melakukan pembuatan dokumen kewarganegaraan, seperti KTP, SIM, dan lain sebagainya.
Pencurian identitas sintetis merupakan pembuatan identitas fiktif dengan menggabungkan informasi nyata dengan data yang dibuat-buat. Identitas baru tersebut dapat saja memuat seperti tanggal lahir atau bahkan nomor KTP orang lain.
Biasanya pelaku 3 akan mengajukan permohonan kartu kredit, melakukan pembelian, dan melakukan beberapa aktivitas terkait lainnya. Konsekuensi dari Pencurian Identitas Sintetis adalah file kredit yang terfragmentasi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Jurnal Research Report-Engineering Science