Studi Baru: AI Bisa Prediksi Waktu Kematian Seseorang, Akurasi Hampir 80 Persen!

Ilustrasi AI.
INDOZONE.ID - Kematian dan pajak mungkin merupakan satu-satunya hal yang pasti dalam hidup.

Dan sekarang kemajuan dalam teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) mungkin telah membawa kita satu langkah lebih dekat untuk mengantisipasi hal tersebut.

Sebuah studi baru menemukan bahwa prediksi akurat tentang kematian seseorang dapat dibuat menggunakan AI yang dikenal sebagai machine learning alias mesin pembelajaran.

Penulis penelitian mengatakan, 'skala' dari kumpulan data mereka adalah kunci penelitian ini.  

Mereka mengumpulkan catatan harian selama satu dekade dari lebih 6 juta orang yang tinggal di Denmark. Kumpulan data tersebut mencakup catatan kesehatan, gaji, jam kerja, tempat tinggal, dan banyak lagi.  

Dengan menggunakan data tersebut, para peneliti menciptakan model pembelajaran mendalam yang disebut 'life2vec' untuk memetakan urutan rinci peristiwa kehidupan seseorang

Baca Juga: Profil dan Fakta Menarik Lentari Pagi, Si Cantik dan Seksi yang Ternyata Influencer AI Pertama di Indonesia

Sementara untuk menguji life2vec, para peneliti menjalankan sebagian data untuk melihat apakah data tersebut dapat memprediksi, apakah seseorang akan bertahan hidup dalam empat tahun setelah tahun 2016, atau sebaliknya.

Ilustrasi AI.

Para peneliti mengetahui jawabannya, namun algoritmanya tidak.

“Untuk menguji seberapa baik [life2vec], kami memilih sekelompok 100.000 individu yang setengahnya bertahan hidup dan setengahnya lagi mati,” kata penulis utama studi tersebut, Sune Lehmann, seorang profesor di Technical University of Denmark, dikutip Business Insider, Kamis (28/12).

Mereka fokus pada penggunaan individu berusia antara 30 dan 55 tahun, ketika angka kematian lebih sulit diprediksi. Dari hasil uji, persentase keakuratan Life2vec mencapai sekitar 78%.

Hal ini didasarkan pada kondisi pekerjaan seseorang, di mana individu dengan pendapatan tinggi atau mereka yang memegang peran manajerial lebih mungkin untuk bertahan hidup.

Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa laki-laki, pekerja terampil, atau individu yang telah didiagnosis dengan gangguan kesehatan mental lebih mungkin meninggal.

Model ini mengungguli 'metode canggih' yang pernah ada sebelumnya, di mana dengan metode ini keakuratan untuk mencari tahu kapan seseorang akan meninggal hanya sebesar 11%.

Namun, tidak mengherankan jika life2vec berkinerja lebih baik untuk kelompok dengan jumlah kejadian kesehatan yang lebih banyak dalam catatan mereka.

Baca Juga: Wow! Perusahaan China Hidupkan Lagi Orang Mati dengan Teknologi AI

Para peneliti menemukan pula bahwa kinerjanya juga lebih baik pada kelompok orang muda dan perempuan.

Ilustrasi AI.

Di sisi lain, para peneliti juga menggunakan model ini untuk membuat prediksi tentang detail manusia yang lebih subjektif, seperti ciri-ciri kepribadian, yang biasanya dikumpulkan melalui kuesioner. 

Life2vec mampu membuat prediksi tentang sejumlah ciri kepribadian manusia, mulai dari harga diri hingga kemampuan bersosialisasi.

Meskipun life2vec mungkin terdengar 'tidak menyenangkan dan gila', hal ini kemungkinan besar akan berdampak pada pekerjaan yang sudah terjadi di dunia nyata, terutama pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan asuransi.

"Tapi Life2vec belum siap untuk melakukan 'tugas dunia nyata' apa pun dalam kondisi saat ini, tetapi secara teoritis, kami dapat membuat prediksi apa pun,” kata Lehmann.

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.