INDOZONE.ID - Industri pusat data telah menjadi salah satu industri yang terus berkembang di Indonesia. Hal ini terlihat dengan adanya peningkatan dalam permintaan pusat data, baik dari segi volume maupun kualitas layanan.
Konsumsi energi, air, dan emisi karbon dioksida untuk industri ini cukup besar. Karena itu, industri pusat data harus mendukung zero emission.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Afriansyah Noor mengatakan, pertumbuhan pusat data ini sejalan dengan peralihan gaya hidup, dengan cara digital serta perkembangan industri dan infrastruktur ekonomi digital.
Baca Juga: Korea Utara Diduga Luncurkan Satelit untuk Jadi Mata-mata
“Kami juga berupaya menciptakan solusi berkelanjutan ini sejalan dengan strategi Powering Progress kami secara global untuk mempercepat transisi bisnis ke net-zero emission," kata Afriansyah Noor di Jakarta.
Kementerian Ketenagakerjaan berkolaborasi dengan Kementerian Kominfo untuk mewujudkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kompeten di bidang pusat data hijau.
Industri Pusat Data Maju Pesat, Harus Dukung Zero Emisi
Sejalan dengan Undang-Undang nomor 16 tahun 2016 tentang Pengesahan Paris Agreement, pemerintah telah berusaha mengurangi emisi karbon dengan berbagai regulasi, salah satunya SKKNI (Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia).
"Dalam pengelolaan pusat data, juga beriringan dengan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan RI nomor 45 tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Informasi Dan Komunikasi Golongan Pokok Kegiatan Jasa Informasi Bidang Pengelolaan Pusat Data," terangnya.
Baca Juga: Pengguna Medsos Ternyata Banyak Cari Inspirasi Arsitektur dan Dekorasi Rumah Kekinian
Vice President Marketing Lubricants PT Shell Indonesia Arie Satyanggoro menanggapi, industri pusat data berkaitan dengan permintaan akses informasi yang lebih cepat dengan cloud computing, media streaming, dan pertumbuhan AI (artificial intelligence), tapi juga harus dioperasikan dengan cara-cara yang
ramah iklim (climate-friendly).
"Dibutuhkan sekali immersion cooling fluids yang bisa digunakan bersamaan dengan immersion tank, misalnya yang disediakan oleh Gigabyte Technology untuk di Indonesia, dapat meningkatkan efisiensi energi dan penghematan biaya operasional," ucapnya.
Jika dibandingkan dengan metode pendinginan konvensional, teknologi immersion cooling dapat meningkatkan performa dari central processing unit (CPU) hingga 40% dan mengurangi konsumsi listrik hingga 48% sehingga dapat menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: