CEO Take Two, Strauss Zelnick.
INDOZONE.ID - Di zaman digital saat ini, AI sudah sangat dikenal baik. Lantaran kecerdasan buatan ini powerful banget! Bukan main-main.
Dengan kecanggihannya, AI mampu mengerjakan berbagai tugas sekilat mungkin di berbagai industri, termasuk game, gokil banget, kan?
Namun, dibalik kehabatannya ini, tak sedikit pula orang khawatir kalau AI bisa mengambil alih pekerjaan manusia.
Baca Juga: Take-Two Pastikan GTA 6 Tetap Rilis pada 2025!
Berbeda halnya dengan CEO Take-Two Interactive, Strauss Zelnick. Ia malah punya pandangan berbeda terkait kekhawatiran ini.
Menurutnya, AI justru bisa meningkatkan produktivitas dan menambah lapangan pekerjaan—asalkan tidak melanggar hak kekayaan intelektual (IP). Yuk, simak selengkapnya disini!
AI Hanya Sebatas Alat Bantu
Zelnick menjelaskan bahwa AI hanyalah alat digital guna membantu ningkatkan efisiensi dan kualitas tugas manusia. Sebagaimana yang diungkapkannya saat wawancara dengan GamesIndustry.biz.
"AI adalah oksimoron. Tidak ada yang namanya kecerdasan buatan. Ini hanya alat digital yang kita gunakan untuk mempermudah pekerjaan," ujarnya, dikutip videogameschronicle (8/2/25).
Zelnick yakin bahwa AI tidak akan menyebabkan pengurangan tenaga kerja. Sebaliknya, dari sejarah teknologi digital menunjukkan bahwa AI justru meningkatkan lapangan kerja, produktivitas, dan pertumbuhan ekonomi.
Ilustrasi AI.
"Saya pikir industri game akan berada di garis terdepan—bahkan mungkin yang paling maju—dalam penggunaan AI," tambahnya.
Tantangan Terbesar Menghormati Hak Kekayaan Intelektual
Meski optimis, Zelnick mengakui bahwa ada tantangan besar dalam penggunaan AI, terutama terkait hak kekayaan intelektual.
"Jika yang dimaksud dengan 'guardrails' adalah tidak melanggar IP orang lain dengan mengambil model bahasa besar (LLM) mereka, ya, kami tidak akan melakukan itu," tegasnya.
Menurutnya, melanggar hak cipta bukan hanya tidak etis, tetapi juga merugikan perusahaan sendiri.
"Jika kami melakukannya, kami tidak bisa melindungi IP kami sendiri. Jadi, kami sangat berhati-hati dalam memilih teknologi yang digunakan," jelas Zelnick.
AI Diklaim Punya Potensi Besar yang Akan Muncul di Industri Game
Zelnick bukan satu-satunya CEO yang melihat potensi besar AI dalam industri game. Lainnya ada Andrew Wilson, CEO Electronic Arts (EA).
Ia percaya, AI generatif juga bisa membawa perubahan besar dalam lima tahun ke depan. Sebagaimana yang ia ungkapkan untuk pembangunan.
Dulu, butuh waktu enam bulan untuk membangun stadion dalam game olahraga. Tahun lalu, waktu itu bisa dipersingkat menjadi enam minggu. Ke depan, mungkin hanya butuh enam hari berkat bantuan AI.
Selain itu, AI juga digunakan untuk meningkatkan animasi karakter. Seperti pada bantuan AI generatif pada game EA Sports FC 24, memiliki 1200 siklus. Dan hanya 12 siklus gerakan pemain di FC 23 jika tanpa AI.
Meski AI menawarkan banyak manfaat, tak sedikit pekerja di industri game yang khawatir akan dampaknya terhadap lapangan kerja.
Namun beda dengan Wilson yang menyebut banyak developer di EA justru menyambut positif teknologi ini. Baginya, AI paling efektif itu adalah ketika digunakan untuk meningkatkan kemampuan developer, bukan menggantikan mereka.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Videogameschronicle.com