Kena: Bridge of Spirits (photo/INDOZONE/Ferry Andika)
Sejak pertama kali diumumkan, Kena: Bridge of Spirits memang telah mengundang perhatian banyak gamers untuk mencobanya. Pasalnya game Action-Adventure ini hadir dengan tampilan visual ala-ala film Disney atau Pixar yang sangat bagus untuk sebuah studio game yang tidak terlalu dikenal.
Memang Ember Lab selaku pengembang dari Kena: Bridge of Spirits menjadikan game tersebut sebagai project pertamanya dan siapa sangka kini Kena: Bridge of Spirits berhasil menghadirkan banyak kejutan bagi para pemainnya, termasuk penulis.
Meskipun Kena: Bridge of Spirits hadir sebagai cerita fiksi dimana dikisahkan seorang gadis bernama Kena yang ingin pergi ke Mountain Shrine untuk mengungkap misteri di wilayah tersebut, Ember Lab ternyata menghadirkan banyak elemen yang khas dengan Indonesia, khususnya Bali namun juga dipadukan dengan beberapa elemen dari Jepang seperti hadirnya gerbang Torii.
Kita bisa menemukan unsur budaya Indonesia mulai dari soundtrack, pengisi suara yang kebetulan merupakan orang asal Indonesia yaitu Dewa Ayu Dewi Larassanti, hingga beberapa unsur candi khas Indonesia yang bisa kita temukan di sejumlah area yang terdapat di game tersebut.
SPOILER ALERT - Jika kalian tidak ingin mengetahui cerita dari game Kena: Bridge of Spirits, kalian bisa melewatkan paragraf di bawah dan lanjut ke paragraf selanjutnya.
Selama perjalanannya menuju ke Mountain Shrine, Kena nantinya harus membantu beberapa orang yang sempat 'terlepas' dari tubuhnya dan menyisakan roh jahat yang nantinya harus dinetralisir oleh Kena. Nantinya Kena akan menyelamatkan tiga roh (Corrupt Spirits) seperti Taro, Adira, dan termasuk Toshi yang menjadi penyebab hadirnya Corrupt Spirits.
Cutscene yang dihadirkan juga bisa dibilang tidak setengah-setengah dan sangat membantu pemain untuk mengetahui lebih jelas apa yang terjadi sambil menikmati aksi-aksi yang diperlihatkan dengan visual layaknya film Disney atau Pixar. Khusus untuk para pemain di PC, kalian juga bisa melihat kembali cutscene tersebut dengan menemukannya di folder direktori game di Kena>Content>MoviesPC>Cutscenes.
Penulis sendiri sadar bahwa Kena: Bridge of Spirits bukanlah sebuah game AAA yang dikembangkan oleh studio game besar. Maka dari itulah, kekurangan yang terdapat di dalam gameplay seperti combat yang ada di dalam game tersebut masih bisa kita maklumi mengingat ini merupakan project pertama untuk Ember Lab.
Namun Ember Lab sudah cukup baik dalam menghadirkan playstyle yang beragam dengan menghadirkan upgrade agar Kena bisa mempelajari movement baru agar membunuh musuh lebih efektif seperti menggunakan tongkat, panah, hingga bola yang bisa dijadikan sebagai granat.
Melalui credit scene yang diperlihatkan di akhir game tersebut, penulis memang melihat ada banyak musisi dan pemain instrumen asal Bali yang mengerjakan soundtrack di game Kena: Bridge of Spirits. Maka dari itulah tidak heran jika pemain dari Indonesia akan merasa soundtrack yang ditampilkan sangat kental dengan budaya asli Indonesia.
Tidak lupa, Ember Lab juga sempat berterima kasih kepada Indonesia karena telah memperkenalkan budaya yang unik ini kepada mereka sehingga game Kena: Bridge of Spirits bisa dibuat.
Kena: Bridge of Spirits merupakan sebuah game Action-Adventure yang sangat seru untuk dimainkan. Meskipun gameplay yang dihadirkan juga tidak terlalu panjang mengingat harga dari game ini juga tidak terlalu mahal dibandingkan dengan game buatan developer game besar, game ini tidak akan mudah dilupakan oleh para pemainnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: