Ilustrasi permainan esports (@iespaorg)
Pemerintah berharap industri gim dan esports di Indonesia terus berkembang. Sejak 2017, industri esports Indonesia telah menghasilkan keuntungan US$ 800 juta.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menegaskan, Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan industri gim, terutama oleh pada anak muda atau milenial.
"Indonesia memiliki populasi 200 juta lebih penduduk. 40 persen populasi di Asia. Tetapi populasi pemain gim hanya 20 persen,” ujar Rudiantara.
Ia mengatakan, pemain gim (gamers) sudah menjadi profesi yang tengah bertumbuh kembang. Namun, pihaknya menginginkan generasi Indonesia juga ahli dalam membuat game, bukan hanya sekedar memainkannya.
“Saya kira ini peluang yang bagus, apalagi sekarang tim sponsor sudah banyak di Indonesia. Saat ini Indonesia mampu bergabung dengan developer game asal Paris Gameloft. Gameloft Indonesia berkantor di Yogyakarta,” ungkapnya.
Ia mengakui, potensi esports yang dimiliki belum sangat terlihat karena masih kecilnya populasi pemain dan pembuat gim esports dibanding dengan populasi penduduk keseluruhan.
Data menunjukan, Indonesia memiliki lebih dari 43,7 juta gamer serta revenue (pendapatan) esport mencapai US$1,1 miliar atau sekira Rp15,4 triliun.
"Pemerintah ingin berubah dari regulator menjadi fasilitator. Kami juga ingin mengadakan acara esport tidak hanya di Jakarta, tapi di banyak wilayah,” kata Rudiantara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: