INDOZONE.ID - Peneliti Universitas Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan robot berbasis AI untuk mendeteksi penyakit antraknosa pada tanaman cabai. Dilengkapi computer vision dan skid steering, robot ini mampu mengenali gejala sejak dini dan menjangkau lahan sulit tanpa merusak tanaman, mendukung efisiensi dan keberlanjutan pertanian.
Petani cabai di Indonesia sering menghadapi masalah serius, yakni penyakit antraknosa. Jika telat ditangani, hasil panen bisa hancur.
Melihat kondisi ini, tim dari Universitas IPB mengembangkan solusi berbasis teknologi.
Robot pintar ini dirancang oleh Dr Ridwan Siskandar dari Sekolah Vokasi IPB dan timnya.
Alat ini memanfaatkan kecerdasan buatan dan teknologi computer vision untuk mendeteksi gejala awal antraknosa secara visual, seperti bercak hitam pada buah cabai.
“Dengan menggunakan algoritma machine learning, robot dapat menganalisis gambar dan mengenali gejala awal penyakit antraknosa, seperti bercak hitam pada buah,” jelas Dr Ridwan mengutip laman IPB, Senin (26/5/2025).
Baca Juga: Waspada Mata-Mata Digital! Signal Resmi Blokir Screenshot AI Microsoft
Teknologi ini bisa mendeteksi yang cepat dan akurat. Petani pun bisa langsung mengambil tindakan pencegahan sebelum penyakit menyebar ke seluruh kebun.
Robot ini dikendalikan lewat remote control, jadi tak perlu tenaga kerja manual dalam jumlah besar.
Petani bisa lebih fokus mengelola kebun tanpa harus turun langsung setiap saat.
Menariknya, robot juga dibekali sistem skid steering. Artinya, dia bisa bermanuver di medan sulit, belok tajam, dan bergerak lincah di ruang sempit. Cocok untuk lahan berbukit atau area kebun yang padat tanaman.
“Robot cerdas ini juga dilengkapi dengan model skid steering, yang memungkinkan manuver yang lebih fleksibel dan efisien di berbagai jenis medan pertanian,” tambahnya.
Fitur ini penting karena banyak petani cabai beroperasi di lahan dengan kontur yang tidak rata. Robot jadi bisa menjangkau titik-titik rawan penyakit tanpa merusak tanaman atau tanah.
Baca Juga: AI Bantu UMKM Naik Kelas, Ini Strategi Baru Meta di Indonesia
Dr Ridwan juga menyebut bahwa proyek ini didanai oleh Hibah Penelitian Terapan Vokasi Kemendikbudristek tahun 2024. Mereka bekerja sama dengan Gapoktan Desa Cibitung Wetan, Kecamatan Pamijahan, Bogor, dan CV Benih Dramaga.
“Kami berencana untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk petani dan industri, untuk mengimplementasikan teknologi ini secara luas,” ucap Dr Ridwan.
Baca Juga: Ekosistem Pasar AI Tumbuh Pesat, Didukung Generasi Muda Bertalenta
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Ipb.ac.id