Google mengambil langkah ini sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Beberapa alasan utama penghapusan besar-besaran ini antara lain:
Keamanan lebih ketat: Sekarang, pengembang wajib melewati verifikasi identitas dan pengujian internal sebelum aplikasi bisa diluncurkan.
Baca Juga: Google Clock 7.13 Rilis Diam-diam: Minim Fitur Baru, tapi Tetap Layak Dicoba
Tuntutan regulasi global: Seperti aturan dari Uni Eropa yang mewajibkan transparansi lebih tinggi dari para pengembang.
Naiknya standar kualitas: Aplikasi yang jarang di-update, tidak memberi manfaat jelas, atau hanya tiruan dari aplikasi lain langsung disingkirkan.
google play store (phonearena)
Menariknya, meski jumlah aplikasi turun drastis, perilisan aplikasi baru justru meningkat sekitar 7,1% sepanjang 2023.
Baca Juga: UpNote: Aplikasi Catatan Ringan Android yang Bikin 'Google Keep' Terlupakan
Ini menandakan bahwa Google Play Store tetap hidup dan berkembang. Bedanya, sekarang hanya aplikasi yang benar-benar berkualitas yang bisa lolos masuk ke toko aplikasi ini.
Google juga mencatat lebih dari 2 juta aplikasi ditolak karena melanggar kebijakan, sementara sekitar 200.000 akun pengembang diblokir karena mencoba menyebar malware atau melakukan manipulasi.
Baca Juga: OpenAI Siap Beli Chrome Jika Google Dipaksa Jual oleh Pengadilan
Pembersihan besar ini justru membuka peluang lebih luas untuk aplikasi-aplikasi yang layak tampil di garda depan.
Untuk pengguna, jelajah aplikasi jadi lebih mudah, karena tak lagi harus menyaring ratusan pilihan yang tak jelas kegunaannya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Phonearea.com