INDOZONE.ID - Bloatware merupakan istilah yang dipakai untuk menggambarkan perangkat lunak yang telah terinstal di perangkat seperti komputer, ponsel, atau tablet, tetapi seringkali tidak diinginkan.
Bloatware telah ada sejak PC pertama kali diperkenalkan, ketika produsen perangkat mulai menyertakan perangkat lunak tambahan untuk tujuan komersial dan menyediakan software yang mungkin berguna bagi pengguna.
Meskipun begitu, sampai sekarang, bloatware masih merupakan isu yang sering terjadi, dan dapat sangat mengganggu kinerja perangkat.
Ada beberapa jenis bloatware yang sering ditemukan pada perangkat modern:
Adware: Jenis perangkat lunak ini biasanya menampilkan iklan secara terus-menerus melalui pop-up atau shortcut pada desktop. Selain mengganggu, adware ini juga dapat memperlambat kinerja perangkat.
Trialware: Aplikasi yang disertakan secara gratis dalam perangkat, namun hanya bisa digunakan selama periode percobaan terbatas. Setelah habis masa percobaan, pengguna akan sering menerima notifikasi untuk membeli lisensi atau berlangganan aplikasi tersebut.
Utility Apps: Aplikasi sistem yang disertakan oleh pabrikan untuk memberikan fungsi tambahan, tetapi sering kali kualitasnya rendah dan tidak dibutuhkan oleh pengguna. Misalnya, aplikasi pembersih sistem yang duplikat dari aplikasi populer lainnya.
Baca Juga: Tips dan Trik Menonaktifkan Anti Virus di Laptop dan PC — Paling Gampang!
Bloatware bisa menimbulkan banyak isu di perangkat digital.
Salah satu konsekuensi yang sering terjadi adalah menurunkan performa perangkat, terutama saat perangkat lunak tersebut berjalan di background dan menggunakan sumber daya seperti RAM dan CPU.
Dalam beberapa situasi, perangkat baru bisa menjadi lambat karena tersangkut dalam proses aplikasi yang tidak dibutuhkan.
Selain itu, bloatware juga dapat menimbulkan risiko keamanan.
Aplikasi yang tidak aman dapat membuka peluang bagi perangkat untuk diserang secara daring, terutama jika aplikasi tersebut tidak diperbarui dengan patch keamanan yang diperlukan.
Contohnya, Lenovo mengalami kesulitan saat bloatware disusupi ke perangkatnya, memungkinkan serangan "man-in-the-middle" yang berisiko bagi data pengguna.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Techtarget.com, Avg.com