INDOZONE.ID - OpenAI, perusahaan di balik model bahasa terkenal GPT-4, kini tengah mengembangkan generasi berikutnya, yaitu GPT-5.
Diklaim akan memiliki kecerdasan setara dengan doktor bergelar Ph.D (Doctor of Philosophy), GPT-5 menjanjikan kemampuan yang jauh lebih canggih dibandingkan pendahulunya.
Artikel ini akan mengupas potensi GPT-5 dan bagaimana kecerdasannya dapat mengubah berbagai bidang.
Spekulasi mengenai kemampuan canggih GPT-5 telah lama beredar. OpenAI sendiri telah mengungkapkan beberapa informasi mengenai model ini, meskipun tanggal rilisnya masih belum pasti.
Baca Juga: Utamakan Kualitas dan Keamanan, OpenAI Tunda Peluncuran Fitur 'Voice Mode' ChatGPT hingga Juli
CEO OpenAI, Sam Altman, menyatakan bahwa rilis GPT-5 mungkin akan tertunda hingga akhir 2025 atau awal 2026.
Pengembangan model secanggih ini membutuhkan penelitian, pengujian, dan penyempurnaan yang ekstensif untuk memastikan standar keamanan, keandalan, dan kinerja yang tinggi terpenuhi.
Mira Murati, Chief Technology Officer OpenAI, dalam wawancara dengan Dartmouth Engineering menjelaskan bahwa GPT-5 diharapkan memiliki kecerdasan yang jauh melampaui pendahulunya.
Menurut Murati, jika GPT-3 memiliki kecerdasan setara dengan balita dan GPT-4 setara dengan siswa SMA yang cerdas, maka GPT-5 diharapkan mencapai tingkat kecerdasan setara dengan doktor di bidang tertentu.
Ini berarti GPT-5 akan mampu menunjukkan pemahaman, penalaran, dan keahlian yang mendalam dalam bidang-bidang spesifik.
Pendidikan
GPT-5 dapat membawa perubahan radikal dalam dunia pendidikan. Sistem tutor pribadi yang didukung oleh GPT-5 bisa menawarkan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap siswa, membantu mereka memahami konsep-konsep yang sulit dan meningkatkan prestasi akademik mereka.
Tutor virtual ini akan dapat memberikan penjelasan yang disesuaikan, menjawab pertanyaan, dan menawarkan latihan soal yang adaptif sesuai dengan kemajuan belajar siswa.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Marketeers.com