Cenote Angelita. (YouTube/AB TV)
Apa yang pertama kali terlintas di pikiran kamu jika mendengar kata 'sungai di bawah laut'? Pasti awalnya kamu menganggap bahwa hal itu mustahil dan tidak bisa ditemui di belahan dunia manapun.
Namun, sebuah tempat di Mexico mengungkapkan hal yang sebaliknya. Di negara tersebut, ada tempat yang memperlihatkan adanya aliran sungai di dasar laut yang membuat sejumlah ilmuwan terkesima, karena Al Quran sudah menjelaskannya terlebih dahulu.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Film Bertema Sejarah Islam: Kisah Nabi Muhammad hingga Ilmuwan Muslim
Cenote Angelita adalah sebuah gua di semenanjung Yucatan, Meksiko. Di sana, jika kamu menyelam sampai dengan kedalaman 30 meter, maka airnya berubah menjadi air tawar.
Namun jika kamu menyelam lebih dalam lagi, maka airnya kembali menjadi asin dan di dasarnya terdapat air sungai tawar yang mengalir, lengkap dengan pohon dan daun-daunan.
Dilansir dari Love InshaAllah, aliran sungai di gua Cenote Angelita ini disebabkan adanya hidrogen sulfida di danau tersebut. Kandungan hidrogen sulfida dikatakan memiliki massa yang lebih berat daripada air asin, sehingga terakumulasi atau menggenang di bawah air membentuk sungai di bawah danau.
Kandungan ini menyebabkan perbedaan lapisan air seperti bertemunya dua lautan yang airnya tidak bercampur satu sama lain.
Fenomena ini sebenarnya sudah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala lewat surah Ar-Rahman ayat 19-21, yang artinya:
"Dia membiarkan dua lautan mengalir, yang keduanya kemudian bertemu"
Hal yang sama juga terdapat dalam surah Al-Furqan ayat 53, yang artinya:
“Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi pahit; dan Dia Jadikan antara keduanya dinding dan barat yang tidak tembus.”
Meskipun secara keilmuan fenomena tersebut sudah ada jawabannya, namun ini juga membuktikan bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi sudah dijelaskan lebih dulu melalui Al Quran.
Sungai di bawah laut pertama kali ditemukan oleh ilmuwan senior yang bernama Captain Jacques Yves Cousteau saat melakukan eksplorasi di bawah laut.
Namun saat ia menyelami lautan di sekitar semenanjung Yucatan, Meksiko, ia heran karena menemui air tawar yang sama sekali tidak tercampur air asin. Padahal, saat itu ia sedang berada di bawah laut, yang seharusnya semua air yang ia 'rasakan' asin.
Rasa penasarannya semakin memuncak setelah menemukan pusat mata air tawar yang disekitarnya terdapat 'dinding pemisah' antara air asin dan tawar, pohon, dan tumbuh-tumbuhan.
Pada suatu hari, sang ilmuwan bertemu dengan profesor muslim dan menceritakan tentang penemuannya itu. Mendengar pertanyaan dari Costeau, profesor muslim itu lalu teringat salah satu ayat yang ada di dalam Al Quran, tepatnya di surat Ar-Rahman ayat 19-20.
Baca Juga: Temuan 'Mesin' Anti Maling dalam Piramida Kuno, Fungsinya Melindungi Harta Karun Firaun
Setelah dijelaskan dengan sangat lengkap, Costeau merasa sangat kagum.
Tidak hanya terkagum pada penemuan kontroversialnya, namun ia juga kagum dengan pemaparan dari sang profesor muslim dan Al Quran yang sudah menjelaskannya sejak 14 abad yang lalu.
Tak tanggung-tanggung, Costeau bahkan menganggap Al Quran adalah kitab suci yang 'nyata' dan tidak ada keraguan pada dirinya terhadap seluruh kandungan yang ada di dalamnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: