INDOZONE.ID - Karyawan Google di Amerika Serikat telah mengambil langkah berani dengan melakukan protes terhadap hubungan perusahaan mereka dengan pemerintah Israel.
Protes ini terjadi di kantor Google di New York City, California, dan Seattle minggu lalu (16/4/2024), menunjukkan solidaritas dan kepedulian yang mendalam terhadap isu-isu global.
Protes ini dipimpin oleh No Tech For Apartheid, sebuah organisasi yang telah mengorganisir karyawan Google melawan Project Nimbus sejak 2021.
Organisasi ini telah bekerja tanpa lelah untuk membangun kesadaran dan mendukung karyawan yang menentang penggunaan teknologi mereka untuk tujuan yang merugikan.
Baca Juga: Satelit Konstelasi Pertama Korea yang Dinamai 'Mission BTS', Akan Diluncurkan April 2024
Project Nimbus adalah kontrak senilai $1.2 miliar antara Google dan pemerintah Israel.
Kontrak ini, yang ditandatangani pada tahun 2021, bertujuan untuk menyediakan infrastruktur komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), dan layanan teknologi lainnya untuk pemerintah Israel dan militer mereka.
Namun, kontrak ini telah menimbulkan banyak kontroversi dan pertanyaan. Karyawan Google menentang hubungan dengan Israel, yang sedang menghadapi tuduhan genosida atas perangnya di Gaza.
Mereka menuntut hak untuk mengetahui bagaimana pekerjaan mereka akan digunakan dan berhak untuk menolak jika pekerjaan mereka digunakan untuk tujuan yang merugikan.
Baca Juga: Voyager 1 Kembali Bersuara dari Jauh, Kembali Hubungi NASA usai Hening Beberapa Bulan
Walaupun sebelumnya, total 28 karyawannya dipecat buntut aksi demonstrasi besar-besaran di San Francisco.
Dikutip dari Al Jazeera, dalam laporan dari The Intercept pada tahun 2021, Google menawarkan kemampuan AI canggih kepada Israel, yang dapat mengumpulkan data untuk pengenalan wajah dan pelacakan objek sebagai bagian dari Project Nimbus.
Aktivis dan akademisi telah dikejutkan oleh penggunaan AI Israel untuk menargetkan Palestina, sementara sarjana hukum mengatakan penggunaan AI dalam perang melanggar hukum internasional.
Protes ini menunjukkan bahwa karyawan teknologi semakin sadar dan berani menentang penggunaan teknologi mereka untuk tujuan yang merugikan. Mereka menuntut transparansi dan akuntabilitas dari majikan mereka dalam hal bagaimana teknologi mereka digunakan.
Protes ini juga menunjukkan bahwa karyawan teknologi semakin sadar dan berani menentang penggunaan teknologi mereka untuk tujuan yang merugikan.
Mereka menuntut transparansi dan akuntabilitas dari majikan mereka dalam hal bagaimana teknologi mereka digunakan.
Dengan semakin banyaknya karyawan teknologi yang menuntut transparansi dan akuntabilitas, kita dapat berharap bahwa perusahaan teknologi akan mulai mendengarkan dan merespons tuntutan ini.
Hanya waktu yang akan menentukan bagaimana Google dan perusahaan teknologi lainnya akan merespons protes ini dan apa dampaknya bagi masa depan teknologi.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Al Jazeera