Assassin’s Creed Shadows (X @GameSpot)
INDOZONE.ID - Ubisoft telah menurunkan harga Collector's Edition dari Assassin’s Creed Shadows, yang berlatar di Jepang, sebesar $50 kira-kira setara dengan Rp750.000. Penyesuaian harga ini dilakukan setelah pembatalan Season Pass, rencana early access, dan pengunduran jadwal rilis game hingga 2025.
Pengembang mengonfirmasi penurunan harga ini melalui postingan di Discord, menyatakan bahwa edisi kolektor kini dibanderol $229,99 kira-kira setara dengan Rp3.449.850, turun dari $279,99, kira-kira setara dengan Rp4.199.850 dan tidak akan menyertakan beberapa bonus yang sebelumnya diumumkan.
Baca Juga: Ubisoft Resmi Undur Jadwal Rilis Assassin’s Creed Shadows hingga Februari 2025
Ubisoft sebelumnya dikenal sebagai salah satu pelopor model early access, yang dikritik sebagai cara untuk memonetisasi lebih banyak dengan menawarkan akses lebih awal bagi pemain yang membeli edisi mahal,
Sementara pembeli edisi standar $70 kira-kira setara dengan Rp.1.050.000 harus menunggu tiga hari tambahan.
Namun, Ubisoft telah memastikan bahwa Assassin's Creed Shadows tidak akan menawarkan early access dan akan rilis serentak pada 14 Februari 2025. Ini berbeda dari rencana awal yang menargetkan dua tanggal rilis pada 12 dan 15 November.
Akses awal pada 12 November sebelumnya menjadi salah satu daya tarik Collector's Edition, selain Season Pass, yang kini telah dibatalkan.
Setelah hampir sebulan sejak pengumuman penundaan dan perubahan konten, Ubisoft akhirnya mengonfirmasi penurunan harga Collector's Edition.
Assassin’s Creed Shadows 1 (X @ahmetxac)
"Mereka menjelaskan bahwa sebagian besar konten akan tetap sesuai dengan pengumuman awal, meskipun beberapa aspek desain mungkin mengalami penyesuaian," tulis Ubisoft.
Edisi kolektor ini mencakup game, patung dua protagonis Naoe dan Yasuke, buku seni, replika gagang katana Naoe, peta dunia, gulungan dinding, dan dua litograf dengan harga baru $229,99. kira-kira setara dengan Rp.3.449.850
Meskipun Ubisoft berharap kampanye promosi ini berjalan sukses, beberapa kontroversi telah muncul.
Penggemar mengkritik ketidakakuratan dalam penggambaran Jepang, hingga pengembang meminta maaf dan menyebut game ini sebagai "fiksi sejarah yang menarik," bukan representasi faktual.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: X.com