Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
INDOZONE.ID - Skull and Bones yang digembar-gemborkan sebagai game AAAA (Quadruple-A), merupakan sebuah klaim yang sangat berani dilontarkan dari mulut CEO Ubisoft, Yves Guillemot, ketika ia menanggapi harga gamenya yang mahal meskipun Skull and Bones adalah game live service.
Guillemot percaya bahwa Skull and Bones layak dijual dengan harga 70 USD atau sekitar Rp1 juta, karena ia menganggap game ini berkualitas bagus dan berskala besar, yang ia yakini akan memberikan keuntungan finansial yang besar bagi Ubisoft kedepannya.
Namun sayangnya, Skull and Bones justru kurang mendapatkan sambutan positif dari para gamer setelah perilisannya pada 16 Februari 2024.
Baca Juga: Ubisoft Kembali Tunda Peluncuran Skull and Bones, Fans Ngedumel: PHP Mulu!
Di mana mereka kecewa gamenya tidak memenuhi ekspektasi dengan apa yang Ubisoft klaim sebagai game AAAA andalan mereka, dengan banyak yang mengeluhkan bahwa gamenya membosankan, banyak bug, memiliki mekanik gameplay yang terasa mirip dengan game Ubisoft sebelumnya.
Dan tentu saja keluhan gamenya yang dipasang dengan harga mahal, alih-alih membuat gamenya free to play seperti game-game live service lainnya.
Hal ini membuat gamer menilai bahwa Skull and Bones benar-benar tidak layak dijuluki sebagai game AAAA, terlepas dari fakta bahwa gamenya telah mengalami masalah dalam pengembangan Skull and Bones hingga harus ditunda beberapa kali, memakan waktu pengembangan hingga 11 tahun lamanya dan sebelumnya dilaporkan telah menghabiskan dana sebesar 200 Juta USD atau sekitar 3 triliun rupiah.
Namun terdapat rumor terbaru bahwa biaya pengembangan Skull and Bones diduga lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya.
Seorang YouTuber yang bernama ENDYMIONtv mengklaim telah berbincang dengan beberapa orang dalam yang mengetahui perkembangan Ubisoft di belakang layar, menurutnya, proyek yang menempatkan Ubisoft dalam keadaan finansial yang buruk setelah penjualan Star Wars Outlaws yang lemah di kuartal kedua adalah Skull and Bones.
ENDYMIONtv mengungkapkan bahwa kabarnya, Ubisoft memiliki beberapa versi game Skull and Bones yang sangat berbeda selama fase pengembangannya selama bertahun-tahun, sehingga menyebabkan biaya pengembangan gamenya menjadi meningkat.
Menurut beberapa sumber yang ENDYMIONtv dapatkan, total biaya pengembangan yang Ubisoft keluarkan adalah sekitar 650 juta USD hingga 850 juta USD atau sekitar Rp13 triliun selama kurun waktu 11 tahun lamanya dalam mengembangkan game tersebut.
Hal ini membuat Skull and Bones menjadi game Ubisoft yang gagal total hingga membuat keadaan finansial perusahaan menjadi memburuk.
Baca Juga: Hadehhh... Ubisoft Lagi-lagi Tunda Perilisan Game Skull and Bones
Untuk saat ini, informasi yang ENDYMIONtv dapatkan hanya berdasarkan rumor yang berasal dari orang dalam anonim, sehingga tidak ada informasi resmi yang valid untuk dapat sepenuhnya mengonfirmasi atau menyangkal klaim tersebut sebagai fakta yang ada.
Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Insider Gaming, The Gamer