INDOZONE.ID - Di Indonesia masyarakat sudah tidak asing dengan gunung berapi. Setidaknya terdapat ratusan gunung yang tersebar di Indonesia. Gunung-gunung tersebut ada yang aktif, tidak aktif, bahkan punah. Namun, apa sebenarnya perbedaan gunung gunung tersebut? berikut jawabannya.
Gunung api memiliki jangka operasi yang sangat lama. Gunung api dapat tidak meletus selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad, kemudian akan kembali aktif meletus secara dahsyat selama berhari-hari ataupun bertahun-tahun.
Ahli Vulkanologi mengategorikan suatu gunung berapi dianggap aktif apabila gunung tersebut meletus pada zaman Holosen. Zaman Holosen ini merupakan periode waktu geologi saat ini.
Zaman ini dimulai 12.000 hingga 11.500 tahun yang lalu pada akhir zaman es paleolitik dan berlanjut hingga sekarang.
Baca Juga: Snapdragon X2 Elite Siap Tanding Apple M2, Usung 18-Core dan RAM 64GB
Disisi lain, gunung berapi yang tidak meletus pada masa Holosen dianggap gunung api yang punah. Artinya gunung ini dianggap punah setidaknya telah tidak aktif selama 11.000 tahun.
Penyebab kenapa gunung tersebut tidak meletus diperkirakan karena ruang magma dan aliran vulkanik di bawah tanah telah mengkristal menjadi batu padat.
Nah, gunung tidak aktif atau memiliki sebutan lain gunung yang tertidur (dormant) adalah gunung yang saat ini tidak aktif tetapi dapat meletus kapan pun.
Selain itu, gunung tidak aktif ini juga dapat merujuk pada gunung api tua yang mungkin tidak akan meletus lagi tetapi belum mencapai 11.000 tahun.
Jadi itu tadi beberapa penjelasan terkait perbedaan gunung api baik itu gunung api aktif, punah, ataupun tidak aktif. Secara umum, gunung api yang aktif dapat dilihat apabila gunung tersebut meletus pada zaman Holosen, tetapi untuk gunung api punah dan tidak aktif cukup rumit untuk didefinisikan.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Live Science