INDOZONE.ID - Xiaomi baru saja meluncurkan HyperOS, sistem operasi yang siap menggantikan MIUI. Akan tetapi, perubahan ini lebih dari sekadar desain baru.
HyperOS membawa visi besar Xiaomi untuk membangun ekosistem “Human x Car x Home”, yang memungkinkan perangkat apa pun terhubung dalam satu sistem yang saling berinteraksi.
Baca Juga: Xiaomi 16 Siap Guncang Pasar, Bawa Snapdragon 8 Gen 4 dan Desain Ramping
Walaupun HyperOS berbasis pada Android Open Source Project (AOSP), Xiaomi menambahkan berbagai fitur dan lapisan kustom yang tidak ada di MIUI.
Termasuk di dalamnya adalah dukungan kernel real-time dan optimasi performa lintas perangkat yang membuat sistem operasi ini lebih maju.
Baca Juga: Xiaomi HyperOS 3: Update Sistem Operasi Canggih dari Xiaomi, Apa yang Baru?
Salah satu hal menarik dari HyperOS, adalah potensi Xiaomi untuk mengurangi ketergantungan pada layanan Google.
Meski saat ini HyperOS versi global masih menyertakan aplikasi seperti Play Store dan Gmail, menandakan perusahaan ini mungkin sedang mempersiapkan ekosistemnya sendiri.
Bagi Xiaomi, hal ini tidak hanya soal kebutuhan teknologi, tapi juga strategi menghadapi kemungkinan sanksi atau ketegangan geopolitik.
Dengan sistem operasi yang mandiri, Xiaomi bisa lebih fleksibel dan tidak terikat oleh kebijakan perusahaan besar, seperti Google.
Baca Juga: Xiaomi Segera Rilis Redmi Monitor G Pro 27U untuk Kebutuhan Gaming dan Kerja Kreatif
HyperOS tidak hanya diterapkan pada smartphone flagship, seperti Xiaomi 14, tetapi juga mulai digunakan pada perangkat wearable dan smarthome, seperti Xiaomi Watch S3 dan Xiaomi TV.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Xiaomitime