Minggu, 26 JANUARI 2025 • 20:10 WIB

Gameplay Assassin's Creed: Shadows Dihujat di Twitch , Banyak Bug dan Membosankan

Author

Kontroversi game Assassin's Creed: Shadows masih berlanjut

INDOZONE.ID - Assassin's Creed: Shadows, proyek terbaru Ubisoft yang sudah mengalami banyak kontroversi, kembali mencuri perhatian setelah sesi streaming gameplay yang disiarkan langsung di Twitch.

Meskipun Ubisoft telah menginvestasikan tambahan sekitar Rp300 miliar ($20 juta) untuk meningkatkan kualitas permainan, tampaknya hasilnya belum memuaskan penggemar, seperti yang terlihat dari reaksi pemain selama sesi livestream tersebut.

Sesi streaming yang diadakan oleh saluran Twitch resmi Ubisoft, dengan lebih dari 1,1 juta pengikut, hanya berhasil menarik kurang dari 15.000 penonton, jauh dari ekspektasi yang diharapkan.

Baca Juga: Kemitraan COLOPL dengan Stability AI Tuai Kontroversi, Publik Soroti Etika dan Hak Cipta

Gameplay Membosankan dan Keputusan Kontroversial di Assassin's Creed: Shadows: Apa yang Salah?

Cuplikasn Live Stream game Assassin's Creed: Shadows

Pada kesempatan itu, para pengembang berusaha menampilkan fitur baru yang katanya lebih halus, termasuk animasi yang memungkinkan karakter untuk mengelus anjing.

Sayangnya, animasi tersebut malah memperlihatkan banyak masalah teknis, yang menjadi simbol dari pengembangan game yang bermasalah.

Komentar yang muncul di kolom live chat lebih banyak mengkritik kualitas dialog yang buruk dan akting suara yang tidak meyakinkan.

Beberapa pemain bahkan menyebutkan bahwa gameplay-nya terasa sangat membosankan, dengan sistem pertarungan yang masih terasa kaku dan cutscene yang tidak alami.

Bahkan, beberapa model karakter terlihat sangat kaku saat berinteraksi dengan NPC, dengan mulut yang tidak sinkron saat berbicara suatu hal yang mengingatkan pada game lama seperti Oblivion dari Bethesda, namun tanpa adanya daya tarik nostalgia.

Kontroversi mengenai Assassin's Creed: Shadows sudah dimulai sejak pengumuman pertamanya, dengan penundaan yang terjadi beberapa kali, serta ketidakakuratan sejarah dalam permainan.

Banyak penggemar yang kecewa karena game ini memfokuskan pada karakter Yasuke, samurai kulit hitam dari sejarah Jepang, yang memecah tradisi dengan menjadikan tokoh sejarah nyata sebagai protagonis.

Keputusan ini mendapat kritik karena dianggap lebih mengutamakan tren ideologis daripada keakuratan sejarah, terutama mengingat penggemar lebih menginginkan karakter samurai atau ninja Jepang tradisional.

Selain itu, ketidakakuratan lainnya, seperti penyertaan arsitektur China dalam setting Jepang feodal, menambah keluhan yang sudah ada.

Ubisoft juga menuai kritik keras atas keputusan untuk merilis game ini pada 20 Maret 2025, yang bertepatan dengan peringatan 30 tahun serangan sarin kereta bawah tanah Tokyo peristiwa yang menewaskan 13 orang dan melukai ribuan lainnya.

Banyak yang menganggap keputusan tersebut sebagai bentuk ketidakpekaan terhadap sejarah Jepang.

Secara keseluruhan, Assassin's Creed: Shadows tampaknya menghadapi masa depan yang suram, dengan reputasi Ubisoft yang semakin terancam dan harapan para penggemar yang semakin memudar.

Dengan berbagai masalah yang terus meningkat, game ini berisiko menjadi kegagalan besar yang dapat mempengaruhi masa depan keuangan perusahaan.

Baca Juga: Kontroversi Light of Motiram: Inspirasi atau Tiruan Horizon dan Palworld?

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: That Park Place