Jika kita membandingkan seperti apa kualitas game di tahun 1900-an dengan tahun 2020, kuaitas grafis yang dihadirkan bisa dibilang berbeda sangat jauh. Hal tersebut lah yang membuktikan bahwa perkembangan teknologi terutama di industri game semakin berkembang.
Tentunya banyak yang penasaran untuk melihat bagaimana kualitas game dalam 5 atau 10 tahun lagi. Hal tersebut pun ternyata juga menjadi pembahasan hangat oleh CEO Take-Two Interactive yaitu Strauss Zelnick dalam konferensi virtual di UBS Global.
Baca Juga: Take-Two Resmi Akuisisi Developer Game Codemasters Senilai Rp14 Triliun
Zelnick mengatakan bahwa dalam 10 tahun ke depan, kualitas grafis dari video game disebut sudah dapat menyerupai film live action sehingga orang-orang tak dapat mengetahui perbedaan antara video game dan dunia nyata dengan mudah.
"Teknologi memungkinkan kita untuk berkreasi dan membuat hal-hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, termasuk membuat game agar hadir dengan kualitas layaknya sebuah film live action," ucap Zelnick.
Petinggi dari publisher game NBA 2K21 ini mengatakan bahwa untuk saat ini teknologi pengembangan video game sudah cukup bagus dimana kualitas grafis yang dihadirkan sudah cukup realistis. Namun game saat ini masih tetap hadir dengan visual layaknya animasi dan tidak terasa cukup nyata.
Baca Juga: Ukuran Game NBA 2K21 di Console Xbox Series X Ternyata Mencapai 100GB!
"Apa yang kita lakukan sekarang sudah cukup mirip seperti film live action, namun hal itu masih animasi. Dalam 10 tahun lagi akan ada opsi agar kalian dapat membuat game menjadi benar-benar realistis dan semuanya dilakukan dalam komputer," lanjut Zelnick.
Namun hal tersebut bukan berarti game yang hadir dengan kualitas grafis 'kartun' tidak akan terkenal lagi. Zelnick pun memberikan contoh game Borderlands yang kini masih terkenal meskipun tidak hadir dengan kualitas grafis yang realistis seperti game-game lainnya.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: