Artwork dari game Dragon Age 4 buatan BioWare (photo/Twitter/@ChristianDailey)
INDOZONE.ID - Perkembangan teknologi AI (Artificial Intelligence) telah mengalami kemajuan yang pesat dan menjadi sebuah trend selama beberapa tahun terakhir ini, dan sudah ada beberapa perusahaan game yang mulai mempertimbangkan penggunaan AI untuk mempercepat dan menghemat biaya produksi game.
Salah satunya adalah EA, yang di mana mereka terlihat benar-benar bersemangat dalam mengimplementasikan dan memanfaatkan teknologi AI.
Begitu bersemangatnya, CEO EA, Andrew Wilson sampai tidak henti-hentinya menggembar-gemborkan potensi teknologi tersebut yang akan berdampak baik bagi perusahaannya, dengan membayangkan bahwa generative AI akan memungkinkan EA menyelesaikan pekerjaan developer hanya dalam hitungan hari, yang biasanya bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Ia juga membayangkan di masa depan bahwa akan ada miliaran orang bisa menciptakan konten mereka sendiri menggunakan teknologi AI perusahaan tersebut.
Baca Juga: Ditanya Apakah GTA VI Akan Dirilis di PC, Begini Jawaban CEO Take-Two
Melihat keinginan mereka memanfaatkan teknologi AI, EA mendapatkan banyak cibiran dari kalangan gamer, termasuk dari David Gaider, mantan penulis game RPG andalan BioWare, Dragon Age.
Di mana Geider adalah salah seorang veteran di BioWare sejak tahun 1999 dan telah meninggalkan perusahaan dan pemilik perusahaan Bioware, EA pada tahun 2016 lalu.
Geider telah terlibat di berbagai game RPG klasik, seperti Dragon Age, Baldur's Gate 2, KOTOR, Neverwinter Nights, dan Anthem.
Melalui akun Twitter pribadinya, Gaider menanggapi keinginan CEO EA menggunakan generative AI "secepat mungkin" pada game-game mereka kedepannya, dan percaya diri bahwa lebih dari 50% proses pengembangan game EA akan mendapat dampak positif berkat teknologi AI.
Baca Juga: Chivalry 2 Jadi Game Gratis Mingguan Epic Store, Yuk Buruan Klaim
Gaider memberikan kritik keras terhadap eksekutif EA yang "kelaparan" ingin memanfaatkan generative AI hingga CEO EA mengagung-agungkan teknologi tersebut.
"Kalau masih kurang jelas, "kelaparan" yang dimaksud di sini adalah daya tarik dari lembar kerja (spreadsheet) di mana biaya tenaga kerja tiba-tiba ditampilkan sebagai grafik bar yang sangat kecil dibandingkan dengan data lainnya dan sekelompok eksekutif di sekitar meja mengangguk-angguk dan mengulang kata "ROI" (Return on Investment) dan "bagus, ya, bagus" berulang-ulang." kata Gaider.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: X/@davidgaider