Sabtu, 08 OKTOBER 2022 • 09:18 WIB

Gara-gara Hacker, Bos Telegram Minta Semua Orang Jauhi WhatsApp: Strategi Marketing Kah?

Author

Pavel Durov. (REUTERS/Albert Gea)

Founder Telegram, Pavel Durov menyarankan semua orang untuk beralih ke aplikasi perpesanan selain WhatsApp, karena dianggap telah menjadi 'rumah' yang nyaman bagi para hacker. 

Pernyataan Durov ini bukan tanpa alasan guys! Diketahui, aplikasi perpesanan milik Meta Platforms Inc itu beberapa kali pernah disusupi oleh para peretas yang mampu memata-matai penggunanya, hingga mengakses seluruh file milik pengguna. 

Baca Juga: Keren! Robot Ini Bisa Masak Ayam dan Kentang Goreng dengan Cepat, Enak Gak Ya?

“Setiap tahun kami mempelajari tentang beberapa masalah di WhatsApp yang membahayakan semua file di perangkat penggunanya. Tidak masalah jika Anda adalah orang terkaya di Bumi, jika Anda memasang WhatsApp di ponsel Anda, semua data Anda dari setiap aplikasi di perangkat Anda dapat diakses,” kata Pavel Durov, dikutip dari Independent

Ilustrasi WhatsApp. (REUTERS/Thomas White)

Lebih lanjut, ia menjelaskan salah sath kelemahan yang ada di WhatsApp ada di bagian backdoor.

"Mereka ditanam di backdoor. Jika satu backdoor ditemukan dan harus dihapus, yang lain ditambahkan," imbuhnya.

Meski begitu, Durov mengaku jika pernyataannya tersebut bukan menjadi langkah untuk mempromosikan Telegram ke semua orang, karena aplikasinya tidah membutuhkan bantuan promosi lagi. 

"Saya tidak mendorong orang untuk beralih ke Telegram di sini. Telegram tidak membutuhkan promosi tambahan," tegasnya. 

Baca Juga: Apple Watch Milik Pria Ini Tiba-tiba Panas dan Meledak, Kok Bisa Sih?

“Anda dapat menggunakan aplikasi perpesanan apa pun yang Anda suka, tetapi jauhi WhatsApp, itu sekarang telah menjadi alat pengawasan selama 13 tahun,” pungkas Durov. 

Gimana guys? Apakah dari penjelasan Pavel Durov membuat hati kamu goyah untuk hijrah dari WhatsApp ke Telegram?

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: