Facebook, untuk pertama kalinya, menjelaskan betapa lazimnya perundungan dan pelecehan terjadi di platform raksasanya.
Dilansir dari laporan Reuters, Rabu (10/11/2021), Facebook telah melihat konten intimidasi/perundungan dan pelecehan antara 14 hingga 15 kali setiap 10.000 tampilan di situs tersebut pada kuartal ketiga tahun 2021.
Rata-rata Konten Perundungan
Sementara itu, selain di Facebook, Instagram juga melaporkan bahwa moderasi konten intimidasi dan pelecehan terlihat antara lima hingga enam kali per 10.000 tampilan konten.
Angka intimidasi dan pelecehan Facebook hanya melihat contoh di mana perusahaan tidak memerlukan info tambahan seperti laporan dari pengguna untuk menentukan apakah konten tersebut melanggar aturan.
Kini, Facebook telah menghapus 9,2 juta konten karena melanggar aturan intimidasi dan pelecehan dan menemukan 59,4 persennya secara proaktif.
“Penindasan dan pelecehan adalah tantangan unik dan salah satu masalah paling kompleks untuk ditangani karena konteksnya sangat penting,” ungkap kepala keamanan global Facebook, Antigone Davis dan direktur manajemen produk, Amit Bhattacharyya dalam sebuah unggahan platform resminya.
Iklan Sensitif Dihapus Tahun Depan
Selain tentang konten perundungan atau pelecehan, Facebook berencana akan menghapus iklan yang merujuk pada topik sensitif. Topik tersebut, yakni ras, agama, kesehatan, politik dan seksual.
Perusahaan yang telah mengubah namanya menjadi Meta itu berencana mengubah pendapatan iklan dengan pengawasan ketat dan kemampuan penargetan iklan yang produktif.
Facebook memberikan contoh kategori penargetan yang tidak lagi diizinkan di platformnya, seperti 'kesadaran kanker paru-paru', 'Hari Diabetes Sedunia', 'budaya LGBT', 'liburan Yahudi' atau keyakinan politik dan masalah sosial. Perubahan ini akan berlangsung mulai 19 Januari 2022.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: