Dengan urbanisasi yang cepat, polusi kendaraan di India telah meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dan laju motorisasi yang mengejutkan ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah kendaraan terdaftar di negara tersebut, yang naik 700 kali lipat dari 0,3 juta pada tahun 1951 menjadi 210 juta pada tahun 2015.
Data tersebut sesuai atas laporan dari lembaga pemikir lingkungan Center for Science and Environment (CSE). Di samping itu, India juga diketahui menjadi negara yang paling banyak menciptakan polusi udara.
“Setiap perjalanan yang dilakukan dengan mobil atau kendaraan roda dua menghasilkan polusi sekitar tujuh hingga 14 kali lebih banyak daripada perjalanan yang dilakukan dengan bus di Delhi,” tambah studi tersebut.
Guna mencari jalan tersebut, pemerintah India kemudian mengupayakan untuk mempromosikan kendaraan listrik. Uniknya, terobosan baru itu untuk mencerminkan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah polusi.
Dan sekarang, kementerian transportasi serikat sedang memikirkan solusi yang lebih inovatif. Perusahaan sedang membangun 'e-highway' terpisah di Jalan Tol Delhi-Mumbai sepanjang 1.300 kilometer di mana truk dan bus dapat melaju dengan kecepatan 120 km/ jam.
Baca juga: Peneliti Buat Masker Hidung Saja untuk Digunakan saat Makan & Berbicara, Efektif?
Angkutan angkutan jalan raya bertenaga listrik ini diharapkan serupa dengan yang ada di Jerman, yang memperkenalkan teknologi tersebut pada bentangan sepanjang enam mil di dekat kota Frankfurt pada Mei 2019.
Ia menggunakan kabel overhead arus searah 670 volt yang memungkinkan truk listrik mengurangi daya dan mengisi ulang baterai mereka saat dalam perjalanan.
Meski rencana tersebut belum disetujui, Menteri Transportasi Jalan dan Jalan Raya Nitin Gadkari memperkirakan langkah tersebut akan menurunkan biaya logistik hingga 70 persen. Belum lagi manfaat lingkungan yang menyertainya.
Sementara itu, Siemens salah satu perusahaan industri besar dunia mengatakan bahwa teknologinya dapat diintegrasikan dan dioperasikan di dalam infrastruktur jalan raya yang ada tanpa upaya yang signifikan dan menggabungkan efisiensi rel kereta api yang dialiri listrik dengan fleksibilitas truk, mengurangi separuh konsumsi energi sambil mempertahankan mobilitas penuh.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: