INDOZONE.ID - Apple berencana meningkatkan investasinya di Indonesia hingga US$100 juta atau setara Rp1,57 triliun.
Angka ini naik signifikan dari rencana awal sebesar US$10 juta (Rp157 miliar). Langkah ini diambil Apple untuk merespons larangan penjualan iPhone 16 Series di Indonesia.
Investasi tersebut rencananya akan digunakan untuk membangun pabrik di Bandung. Pabrik ini akan memproduksi aksesoris dan komponen, sebagai bagian dari upaya Apple memenuhi syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang diwajibkan pemerintah.
Baca Juga: Cara Mengetik ke Siri di iPhone Kamu: Jangan Bingung, Cari Tahu di Sini!
Pada Oktober 2023, pemerintah resmi melarang penjualan iPhone 16 Series karena Apple belum memiliki sertifikat TKDN yang berlaku.
Sertifikat sebelumnya telah kadaluarsa, dan pembaruan hanya bisa dilakukan jika Apple berkolaborasi dengan produsen lokal atau mengembangkan inovasi di Indonesia.
Hingga kini, Apple telah menginvestasikan sekitar Rp1,48 triliun, sedikit di bawah target yang diminta pemerintah sebesar Rp1,71 triliun. Kondisi ini membuat produk iPhone 16 Series tidak bisa dijual di Indonesia.
Sebelumnya Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, meminta Apple tidak hanya fokus pada investasi, tetapi juga memperkuat kegiatan penelitian dan pengembangan di dalam negeri.
Pemerintah juga menilai bahwa Apple telah meraup keuntungan besar di Indonesia, mencapai Rp30 triliun dari penjualan perangkat handphone hingga tablet (HKT) sepanjang 2023.
Salah satu langkah yang telah dilakukan Apple adalah mendirikan Apple Developer Academy di beberapa daerah di Indonesia. Namun, pemerintah berharap komitmen lebih besar untuk mendukung industri lokal.
Meski menawarkan tambahan investasi, keputusan akhir masih ada di tangan pemerintah Indonesia. Jika Apple setuju memenuhi permintaan TKDN dan meningkatkan investasinya, ada peluang larangan penjualan iPhone 16 Series dicabut.
Bagi Apple, Indonesia adalah pasar penting. Namun, regulasi lokal yang ketat menjadi tantangan yang harus mereka hadapi untuk tetap kompetitif di pasar yang menggiurkan ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Bloomberg