Ilustrasi anak muda sedang menggunakan smartphone. (FREEPIK/pressfoto)
INDOZONE.ID - Smartphone merupakan alat komunikasi yang paling populer di dunia. Hampir semua orang pasti memiliki smartphone untuk menunjang aktivitasnya sehari-hari. Mulai dari anak-anak hingga orang tua, bahkan sudah bisa dipastikan memiliki alat komunikasi tersebut.
Dengan smartphone, seseorang dapat berkomunikasi dengan sangat mudah. Bahkan mereka bisa memainkan game, menonton video, hingga menyaksikan film favoritnya hanya dari genggamannya.
Baca Juga: Studi: Pengguna Android Lebih Taat Lalulintas Ketimbang Pengguna iPhone, Emang Iya?
Namun, kecanggihan yang ada pada smartphone membuat penggunanya menjadi kecanduan, terutama anak muda yang kini bisa dipisahkan dari smartphone miliknya.
Ilustrasi smartphone. (Freepik)
Menurut studi jurnal BMC Psychiatry, sebanyak 23% anak muda atau Gen Z kini sudah sangat bergantung pada smartphone, bahkan sudah bisa dikategorikan sebagai kecanduan.
Penelitian yang dilakukan di King's College London menjelaskan bahwa kecanduan pada smartphone adalah ketika seseorang berhenti menggunakan ponsel, mereka menjadi 'panik' atau 'frustasi'.
Selain itu, mereka juga tidak memiliki kendali atas berapa banyak waktu yang mereka habiskan di ponsel mereka. Studi tersebut memperingatkan bahwa kecanduan ini memiliki 'konsekuensi berbahaya yang serius' bagi kesehatan mental.
Penelitian yang dipublikasikan di BMC Psychiatry ini menganalisis 41 penelitian yang melibatkan 42.000 anak muda. Jadi mereka menemukan bahwa 23% responden mengalami kecanduan.
Misalnya saja karena ketidakmampuan menggunakan ponsel (yang menimbulkan kecemasan) dan penggunaan smartphone yang berlebihan, aktivitas lain pun terganggu.
Ilustrasi mengemudi sambil memainkan HP. (FREEPIK/@ArthurHidden)
Bukan cuma itu saja guys! Studi juga mengatakan bahwa kecanduan smartphone dapat menyebabkan masalah lain seperti stres, suasana hati yang buruk, kurang tidur, dan penurunan nilai sekolah.
"Kami tidak tahu apakah ponsel pintar itu dapat membuat ketagihan atau aplikasi yang digunakan orang. Meskipun demikian, ada kebutuhan untuk meningkatkan kesadaran seputar penggunaan ponsel pintar oleh anak-anak dan remaja, dan orang tua harus menyadari berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di depan ponsel mereka," kata Kalk, dilansir dari Gizchina.
Baca Juga: Studi: Hapus Foto Profil Instagram Tanda-tanda Depresi
Selain itu, Amy Orben, peneliti di MRC Cognition and Brain Sciences Unit di Universitas Cambridge, memperingatkan agar tidak berasumsi ada hubungan sebab akibat antara penggunaan ponsel pintar yang bermasalah dan dampaknya seperti depresi.
"Sebelumnya telah dibuktikan bahwa efek ponsel pintar tidak bersifat satu arah dan emosi juga dapat memengaruhi jumlah penggunaan ponsel cerdas," ujarnya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Gizchina