Ilustrasi Twitter Elon Musk. (REUTERS/Dado Ruvic)
Menurut sebuah laporan dari Congress and the Federal Trade Commission (FTC), para petinggi Twitter masih memiliki akses ke program internal yang disebut 'GodMode'. Hal ini memungkinkan mereka untuk men-tweet dari akun mana pun.
Kini, 'GodMode' telah berubah nama menjadi 'Privileged Mode'. Meski demikian, tetap saja program tersebut masih tersemat di laptop para petinggi Twitter sehingga bisa digunakan kapan pun dan dimana pun.
Baca Juga: Muak dengan Sifat Elon Musk, Petinggi Twitter Gabung ke Mastodon
Perubahan nama itu juga tidak ada manfaatnya sama sekali, karena mereka hanya membutuhkan komputer produksi dan perubahan kode sederhana untuk bisa mengaksesnya dengan bebas.
Nantinya, ketika mereka ingin mencoba menggunakan hak istimewa itu, akan terdapat sebuah peringatan berbunyi "BERPIKIR SEBELUM ANDA MELAKUKAN INI" yang muncul di layar komputer.
Ini bukan pertama kalinya keamanan Twitter dipertanyakan. Pada tahun 2020 lalu, seorang penipu crypto berhasil meretas sistem internal perusahaan, mengirimkan tweet palsu dari akun Presiden AS Joe Biden, Barack Obama, Elon Musk, dan tokoh terkenal lainnya.
Saat itu, eksekutif Twitter menyatakan bahwa mereka telah memperbaiki masalah tersebut dan meluncurkan "program keamanan informasi komprehensif yang dirancang secara wajar untuk melindungi keamanan, privasi, kerahasiaan, dan integritas informasi konsumen nonpublik", dikutip Indozone dari India Today.
Baca Juga: Masih Belum Puas, Elon Musk akan Kembali Pecat Karyawan Twitter
Namun, dengan keluhan yang baru saja terjadi, tampaknya masih ada masalah keamanan di perusahaan yang baru saja diakuisisi oleh Elon Musk itu. FTC belum mengomentari keluhan tersebut, dan tidak jelas tindakan apa (jika ada) yang akan diambil.
Perlu dicatat bahwa kerentanan keamanan semacam ini dapat menyebabkan masalah kepercayaan yang sangat besar di antara pengguna dan dapat digunakan untuk memanipulasi opini publik dengan menyebarkan informasi palsu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: