Komunitas marah-marah. (Twitter)
Salah satu komunitas yang memiliki pengikut atau follower di Twitter dengan jumlah member terbanyak adalah Komunitas Marah-Marah dengan jumlah 108 ribu anggota per Kamis, (1/9/2022). Lalu apa menariknya komunitas tersebut?
Komunitas sendiri dapat menjadi wadah bagi orang Indonesia untuk berbagai tujuan perbincangan, dari berbagi ketertarikan di kelompok yang memiliki minat yang sama seperti literasi. Selain itu juga bisa mendapatkan dukungan dari galau yang dirasa, hingga bertukar informasi bermanfaat seperti Komunitas mencari lowongan kerja.
Nah, Komunitas Marah-Marah dalam keterangannya menjelaskan,
“Lampiaskan kemarahanmu kawan, bebas mau ngomong apa aja. Yang di tweet di sini ga akan muncul di timeline followers,” begitu penjelasan Komunitas yang menggunakan foto Arya Wiguna si Demi Tuhan.
Untuk bergabung dengan komunitas bergantung pada jenis keanggotaan yang dipilih. Jika Komunitas Twitter yang dibagikan sifatnya terbuka, maka pengguna dapat bergabung. Jika Komunitas tersebut sifatnya terbatas, pengguna dapat meminta untuk bergabung.
Komunitas Marah-marah sifatnya terbatas. Jadi harus meminta izin lebih dulu untuk bergabung dan mencuit. Komunitas seru di Twitter lainnya bisa dibaca di sini
Baca Juga: Baim Wong: Saya Sebenarnya Ingin Anak Citayam Fashion ke Ajang Besar seperti New York
Meski belum bergabung, tampilan twit dari para anggota sudah bisa terlihat. Banyak di antara mereka yang melampiaskan amarahnya, khususnya dalam kehidupan sehari-hari.
“Gue hari ini mau gajian, ga abis abis mikirin kalo gaji gue akan langsung abis g bersisa, nyokap minta sesuatu, harus bayar kontrakan plus abang gue, kaya bener2 woi gaji gue ga adaaa, tapi gue mau bikin nyokap sneng tapi gue gmana,” cuit @0pa*** yang dikutip Indozone, Kamis (1/9/2022).
“Yang manasin motor bisa biasa aja ngga sih tetangga ***, brisik,” kesal @ys***.
“Hari ini gua b,day. gd satupun org yg inget, *** ***,” @mo****
Ternyata tidak ada salahnya untuk sesekali melampiaskan amarah, tetapi tentu saja hal ini sebaiknya tidak dilakukan sembarangan.
Melansir Psychology Today meluapkan amarah baiknya ditujukan untuk menyampaikan hal yang dirasa kurang tepat serta dilakukan untuk memperbaiki keadaan atau hubungan.
Sebaliknya, menahan amarah malah bisa menyebabkan peningkatan hormon stres, yaitu adrenalin dan kortisol.
Peningkatan hormon ini bisa memicu gangguan kesehatan, seperti meningkatkan risiko infeksi, penyakit kardiovaskular, serta gangguan mental, misalnya depresi.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: