Photo Ilustrasi. (Dok. REUTERS/Kacper Pempel)
Twitter mengakui sebanyak 5,4 juta data penggunanya diretas pada bulan Juli 2022 lalu. Kabar ini pun membuat penggunanya mulai meragukan sistem keamanan dari aplikasi besutan Jack Dorsey itu.
Para peretas mengandalakan kerentanan keamanan yang sempat menimpa Twitter bulan Januari lalu, untuk mengambil sejumlah data penting penggunanya, seperti nomor telepon dan email.
Dilaporkan Bleeping Computer, data tersebut diduga kuat telah dijual oleh peretas di sebuah forum dengan harga 30 ribu dolas AS atau setara dengan Rp448 juta.
Meskipun sudah mengatasi masalah tersebut, namun data yang berhasil dikumpulkan peretas tidak dapat kembali lagi sehingga membuat pengguna Twitter khawatir.
Pihak Twitter telah meminta kepada para penggunanya untuk mengaktifkan otentikasi dua faktor, untuk mengamankan akun mereka dari kejadian serupa.
"Kami menerbitkan update ini karena kami tidak dapat mengonfirmasi setiap akun yang berpotensi kena dampak, dan terutama memperhatikan orang-orang dengan akun pseudonim (samaran) yang dapat ditargetkan oleh negara atau aktor lain," tulis Twitter dalam keterangannya.
Baca Juga: WhatsApp Uji Coba Fitur Reaksi Status Menggunakan Emoji, Update Aplikasinya Sekarang!
"Jika Anda mengoperasikan Twitter dengan nama samaran, kami memahami risiko yang dapat ditimbulkan oleh insiden seperti ini dan sangat menyesalkan hal ini terjadi," imbuhnya.
Untuk saat ini, Twitter sedang fokus memberikan penyuluhan kepada setiap pengguna yang data akunnya telah diambil oleh para peretas.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: