Kategori Berita
Media Network
Selasa, 14 DESEMBER 2021 • 19:32 WIB

Melihat Robot Lumba-lumba Senilai Rp372 Miliar, Solusi Terhadap Penyiksaan Hewan Laut

Lumba-lumba robot yang nyata. (Photo/Edge Innovations)

Berkunjung ke sebuah akuarium raksasa atau wahana akuarium memang menjadi salah satu kebiasaan manusia. Hal ini agar anak-anak hingga banyak orang dapat  belajar tentang makhluk laut. Namun, beberapa orang cukup prihatin bagaimana kualitas hidup hewan tersebut.

Oleh karena itu, sebuah perusahaan studio desain, pengembang dan produksi teknologi menghadirkan beberapa kreasi paling inovatif. Perusahaan bernama Edge Innovations membuat robot lumba-lumba yang nyata untuk menggantikan hewan laut dan melakukan kegiatan konservasi terhadap hewan.

Tim Edge Innovations

(Photo/Edge Innovations)

 

Beberapa orang yang terlibat dalam proyek tersebut, yakni James Cameron dan Frank Gehry. Tim itu menciptakan artistik dunia yang cukup keren yang dipimpin oleh mantan Walt Disney Imagineering Creatives.

Lumba-lumba robot nyata itu dibuat untuk mengembangkan potensi hiburan, pendidikan, dan bisnis dari industri hewan laut tanpa menggunakan hewan asli, melainkan animatronik (boneka mekatronik). Mereka membuat robot tersebut perilaku terprogram dan kecerdasan buatan untuk menciptakan pengalaman yang benar-benar unik. 

Membuka Industri Hiburan Laut

(Photo/Edge Innovations)

 

Perusahaan itu mengatakan bahwa makhluk robotik tersebut bisa menjadi projek nyata untuk membuka kembali industri hiburan laut dengan masa depan yang berkelanjutan dan aman, serta menguntungkan.

"Industri hiburan laut sebagai bisnis yang layak menjadi lebih menantang – namun selera penonton untuk jenis hiburan dan pendidikan ini tetap konstan, tanpa harus menggunakan hewan laut yang diambil atau ditangkap dari habitatnya," jelas perusahaan Edge Innovations.

Baca juga: Green School di Bali, Sekolah Hijau yang Terkenal karena Pemanfaatan Bambu Futuristik

Menarik Perhatian PETA

(Photo/Edge Innovations/PETA)

 

Proyek robotik lumba-lumba itu menarik perhatian People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), sebuah organisasi nirlaba yang melakukan kegiatan konservasi terhadap lumba-lumba.

PETA sendiri merupakan organisasi hak asasi binatang yang berpusat di AS. Mereka memiliki 1,6 juta anggota dan pendukung, didirikan pada 1980 di Norfolk, Virginia.  PETA merupakan organisasi nirlaba, yang dibiayai hampir seluruhnya oleh sumbangan anggota dan memiliki 187 relawan.

 

(Photo/Edge Innovations)

 

Setelah itu, PETA kemudian memberikan penghargaan inovator kepada Edge Innovations karena telah berhasil menemukan cara untuk menyelamatkan lumba-lumba dari pertunjukkan di wahana laut.

"Para desainer visioner ini telah memberikan penyelamat bagi lumba-lumba sensitif yang dieksploitasi dalam pertemuan 'berenang bersama lumba-lumba' dan taman laut kuno," kata Direktur Program Internasional PETA, Mimi Bekhechi.

Robot Berharga Rp372 Miliar

 

Edge Innovations merupakan sebuah perusahaan yang berada di Selandia Baru dan bekerja dengan beberapa pembuat efek animatronik terbaik Hollywood untuk membuat lumba-lumba robot yang hampir tidak dapat dibedakan dari hewan kehidupan nyata.

Seekor lumba-lumba animatronik dapat menelan biaya akuarium setidaknya seharga 26,3 juta dollar (Rp372 miliar). Robot itu akan dikendalikan oleh manusia melalui remote dan dapat berinteraksi dengan manusia seperti lumba-lumba biasa.

Harga tersebut empat kali lebih mahal daripada lumba-lumba yang asli. Namun, Edge Innovations mencatat bahwa robot pada akhirnya dapat bertahan lebih lama daripada hewan asli, harganya akan sepadan dengan pengembaliannya.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber:

BERITA TERBARU

Melihat Robot Lumba-lumba Senilai Rp372 Miliar, Solusi Terhadap Penyiksaan Hewan Laut

Link berhasil disalin!