INDOZONE.ID - Sadfishing merupakan istilah yang merujuk pada perilaku seseorang yang memposting masalah pribadi atau kesedihan di media sosial dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian atau simpati.
Istilah ini pertama kali muncul pada tahun 2019 dan dengan cepat menjadi tren di kalangan pengguna media sosial, terutama di kalangan anak muda.
Fenomena ini semakin marak di era digital, di mana platform seperti Instagram, Twitter, dan Facebook menjadi tempat bagi banyak orang untuk mengekspresikan emosi mereka. Pada dasarnya, sadfishing bukanlah hal baru, karena manusia cenderung berbagi masalah mereka untuk mencari dukungan.
Namun, yang membuat sadfishing berbeda adalah intensi yang mungkin lebih berfokus pada perhatian yang diterima, bukan pada pencarian solusi nyata.
Mengapa Sadfishing Menjadi Tren?
Ada beberapa alasan mengapa sadfishing menjadi begitu populer di kalangan pengguna media sosial. Salah satu alasan utamanya adalah kebutuhan untuk validasi. Di dunia digital, jumlah "likes," "comments," atau "shares" sering kali dianggap sebagai ukuran popularitas atau kesuksesan.
Ketika seseorang berbagi cerita sedih, respon emosional dari audiens dapat memberikan rasa diterima atau dianggap penting.
Selain itu, media sosial juga memberikan ruang bagi orang-orang untuk menciptakan identitas tertentu. Dengan membagikan pengalaman emosional, mereka mungkin mencoba menampilkan diri sebagai seseorang yang rentan dan layak mendapat perhatian. Ini bisa menjadi cara untuk membangun hubungan dengan pengikut atau teman-teman online.
Namun, sadfishing juga bisa berakar dari kebutuhan yang lebih dalam akan dukungan emosional. Dalam beberapa kasus, orang yang terlibat dalam sadfishing benar-benar mengalami kesulitan dan merasa bahwa media sosial adalah satu-satunya tempat di mana mereka dapat mencari bantuan.
Tetapi dengan cara yang dilakukan secara publik dan sering kali berulang, motivasi untuk mencari perhatian bisa tampak lebih jelas.
Baca Juga: Hati-hati Ikut Tren di Sosmed, Bisa Kena Pencurian Identitas hingga Jadi Korban Penipuan!
Dampak Sadfishing pada Pengguna Lain
Sadfishing dapat menimbulkan berbagai reaksi dari pengguna media sosial lainnya. Ada yang memberikan simpati dan dukungan, tetapi ada juga yang merasa lelah atau skeptis terhadap keaslian cerita tersebut. Hal ini karena sadfishing cenderung berulang, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan audiens.
Bahkan, beberapa orang mungkin melihatnya sebagai manipulasi emosional, di mana kesedihan dijadikan alat untuk memperoleh perhatian atau bahkan keuntungan material.
Lebih dari itu, sadfishing dapat memberikan dampak negatif pada orang-orang yang benar-benar membutuhkan bantuan. Saat tren ini semakin marak, mereka yang benar-benar mengalami masalah serius bisa diabaikan karena dianggap bagian dari tren sadfishing.
Sadfishing mencerminkan bagaimana media sosial telah menjadi tempat di mana emosi pribadi sering kali dipertontonkan demi perhatian. Meskipun mungkin memberikan dukungan sementara, perilaku ini juga dapat menimbulkan kerugian emosional, baik bagi individu yang melakukannya maupun bagi audiensnya. Penting bagi pengguna media sosial untuk lebih bijak dalam mengekspresikan emosi dan memahami kapan harus mencari dukungan nyata di luar dunia maya.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Klikdokter