Kamis, 08 MEI 2025 • 14:30 WIB

GTA 6 Ditunda, Tanda Era Industri Game Lama Mungkin Sudah Tamat?

Author

GTA 6 Ditunda, Tapi Masalah Industri Game Sudah Lebih Dalam dari Itu(Sumber:X/Eurogamer)

INDOZONE.ID - Penundaan perilisan Grand Theft Auto VI (GTA 6) hingga pertengahan 2026 telah mengguncang industri game. Tapi yang perlu kamu tahu, masalah sebenarnya jauh lebih besar dari sekadar jadwal rilis.

Banyak yang menyebut ini hanya gejala dari keruntuhan industri game seperti yang selama ini kamu kenal dan mungkin memang sudah waktunya mengucapkan selamat tinggal pada "era lama".

Baca Juga: GTA 6 Resmi Ditunda, Aktor Kingdom Come Deliverance 2 Justru Bahagia: “Kesempatan Emas!”

Industri Game Lama Sudah Tidak Relevan

Selama beberapa dekade terakhir, industri game didominasi oleh raksasa seperti Ubisoft, EA, dan 2K.

Mereka merilis game AAA setiap tahun, baik dalam bentuk waralaba tahunan seperti FIFA dan Call of Duty, maupun rotasi IP seperti Assassin’s Creed dan Far Cry.

Sementara itu, platform seperti Sony, Microsoft, dan Nintendo juga meluncurkan judul eksklusif mereka masing-masing.

Tapi realita saat ini sudah berbeda.

Model bisnis itu kini mulai kehilangan relevansi.

Game besar memerlukan biaya ratusan juta dolar dan waktu pengembangan hingga 7 tahun lebih, tapi hasil akhirnya belum tentu menguntungkan.

Bahkan, studio besar kini lebih banyak melakukan PHK dan pembatalan proyek, ketimbang merayakan kesuksesan.

Gelombang PHK dan Matinya Ekosistem Pendukung

Baru-baru ini, EA mengumumkan PHK terhadap lebih dari 300 karyawan dan membatalkan proyek dalam semesta Titanfall.

Codemasters yang sebelumnya meracik game WRC, juga ikut "diparkir".

Sementara itu, situs media game legendaris seperti Giant Bomb dan Polygon mengalami pergolakan kepemilikan dan pengurangan staf besar-besaran.

Fenomena ini bukan sekadar efek dari salah kelola.

Menurut mantan jurnalis game Alanah Pearce, penyebab utama adalah industri game kini dianggap telah matang oleh investor.

Artinya, pertumbuhan cepat sudah selesai dan para pemilik modal mulai mengalihkan dana mereka ke sektor yang lebih spekulatif seperti AI.

Baca Juga: GTA 6 Resmi Ditunda ke 2026, Tapi Take-Two Tetap Yakin Raup Pendapatan Rekor

Game Kalah Saing dengan Konten Sosial

Hal yang paling meresahkan adalah perubahan perilaku pemain.

Alih-alih menghabiskan waktu berjam-jam bermain, banyak orang kini lebih memilih menonton video singkat di TikTok, Instagram, atau YouTube Shorts.

Bahkan konten tentang game seperti GTA lebih sering dikonsumsi dalam bentuk cuplikan dibandingkan memainkannya langsung.

Dampaknya? Platform seperti Twitch merosot, YouTuber game beralih ke konten kontroversial demi klik, dan para developer kehilangan motivasi karena hasil kerja keras mereka kalah pamor dengan konten viral berdurasi 30 detik.

Apa Artinya untuk Masa Depan?

Untuk saat ini, kamu mungkin belum akan merasakan perubahan drastis.

Masih banyak game yang sedang dalam tahap produksi dan akan tetap dirilis.

Namun dalam jangka panjang, kamu akan melihat semakin sedikit game AAA yang benar-benar baru.

Sebaliknya, industri ini akan dipenuhi oleh remaster, port, dan spin-off dari IP lama.

Meski demikian, harapan belum sepenuhnya hilang.

Studio-studio independen seperti Larian, Supergiant, hingga Capcom di Jepang masih menunjukkan bahwa kualitas dan efisiensi bisa berjalan berdampingan.

Bahkan gelombang developer baru hasil PHK massal bisa melahirkan inovasi segar yang selama ini terhalang birokrasi korporat.

Baca Juga: CEO Take-Two ‘Tak Khawatir’ GTA 6 Bakal Jadi Pemicu Perilaku Kekerasan di Dunia Nyata

Industri Game Lama Mungkin Mati, Tapi Kreativitas Tidak

Industri game yang dulu kamu kenal mungkin sedang berada di ambang kehancuran.

Namun, keinginan manusia untuk bermain dan berkarya tidak akan pernah padam.

Kita mungkin akan menyaksikan kelahiran ekosistem baru lebih kecil, lebih terfokus, tapi juga lebih manusiawi.

Industri game lama mungkin sudah mati, tapi industri game baru sedang tumbuh di bawah bayang-bayangnya.

Dan siapa tahu, kamu justru akan lebih menyukai wajah barunya nanti. 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Eurogamer.net