Kamis, 24 APRIL 2025 • 06:30 WIB

The Elder Scrolls IV: Oblivion, RPG Legendaris yang Tak Pernah Usang

Author

The Elder Scrolls IV: Oblivion

INDOZONE.ID - Saat mendengar nama The Elder Scrolls IV: Oblivion, mungkin sebagian dari kamu langsung teringat pada armor kuda yang legendaris, atau suara khas Patrick Stewart sebagai Kaisar Uriel Septim VII.

Namun lebih dari itu, Oblivion adalah simbol perubahan besar dalam dunia game RPG, dan keberadaannya di era modern, terlebih dengan versi remastered-nya, terasa semakin bermakna.

Baca Juga: Bocoran Panas! Bethesda Diduga Siapkan Remake The Elder Scrolls IV: Oblivion

Momen Awal yang Ikonik dan Emosional

Kisahmu dimulai dari balik jeruji penjara, hingga akhirnya dibebaskan langsung oleh sang Kaisar.

Dalam sepuluh menit pertama, ia memandangmu dengan tatapan penuh keyakinan yang belum sepenuhnya layak kamu dapatkan.

Kalimat terakhirnya, “Close shut the jaws of Oblivion,” terus terngiang bahkan setelah ia tewas dibunuh.

Ironisnya, tak lama kemudian kamu ditangkap kembali karena mencuri anggur dari penginapan.

Sebuah momen absurd yang hanya bisa terjadi di Cyrodiil.

Kebebasan dan Kekacauan yang Terkurasi

Oblivion mungkin terlihat usang jika dibandingkan dengan RPG masa kini.

Kontrol pertarungannya tak punya tombol parry, dan fitur dodge-roll muncul begitu telat hingga banyak pemain bahkan tak tahu keberadaannya.

Sistem stealth-nya pun sangat sederhana—NPC tidak punya reaksi kompleks seperti dalam game stealth klasik seperti Thief.

Namun justru karena kesederhanaan itu, Oblivion menghadirkan pengalaman yang terasa liar dan bebas.

Kamu bisa benar-benar memilih jalanmu sendiri, bahkan jika itu berarti berakhir di penjara karena menggoda sistem hukum.

Baca Juga: Rencana Bethesda Setelah Starfield: Kerjakan The Elder Scrolls VI dan Fallout 5

Penentu Era Game Open-World Modern

Oblivion bukan sekadar penerus Morrowind—ia adalah batu loncatan besar dalam mempertemukan filosofi game PC dengan konsol modern seperti Xbox 360 dan PS3.

Game ini memperkenalkan dunia terbuka dengan level kebebasan tinggi kepada pemain konsol, sesuatu yang sebelumnya hanya dinikmati oleh gamer PC.

Pendekatan desainnya yang mengutamakan eksplorasi dan agensi pemain terasa sangat revolusioner saat itu.

Dunia Cyrodiil bukan sekadar peta besar, melainkan simulasi hidup yang bisa kamu bentuk sesukamu, lengkap dengan sistem alkimia yang memungkinkanmu mencampur bunga dengan cara unik.

Sentuhan Fantasi yang Ramah bagi Semua

Oblivion hadir di tengah kepopuleran The Lord of the Rings, dan Cyrodiil pun seakan dirancang untuk mengingatkanmu pada Rohan dan Shire.

Hutan hijau, reruntuhan Ayleid yang bersinar pucat seperti tulang, serta makhluk-makhluk klasik seperti goblin dan kerangka menjadikannya dunia fantasi yang langsung akrab di mata pemain awam sekalipun.

Keunikan Gameplay yang Tak Tertandingi

Bayangkan kamu terkena panah dan tiba-tiba tak bisa bergerak karena kelebihan beban—ternyata panah itu tersimpan di inventori dan kamu harus membuangnya dulu.

Atau kamu bisa memanfaatkan jebakan musuh, memotong tali pemicu, lalu menjatuhkan kayu gelondongan ke arah necromancer.

Itulah keajaiban Oblivion: sistem fisika dan simulasi yang terasa dinamis dan organik. Bahkan pemilihan tanda lahir seperti Atronach membuat gameplay-mu berubah total.

Tanpa regenerasi mana alami, kamu harus "menyerap" kekuatan dari sihir musuh. Konsep yang kini terasa mirip dengan gameplay ghoul di Fallout 76.

Kekurangan yang Justru Membuatnya Ikonik

Tentu, Oblivion bukan tanpa cacat.

Sistem level-scaling bisa terasa tidak memuaskan di pertengahan permainan, dan desain gerbang Oblivion yang terlalu seragam membuat sebagian misi terasa repetitif.

Baca Juga: Perayaan 10 Tahun The Elder Scrolls Online (ESO) Tetap Berlanjut, Acara Komunitas di Amerika Utara Dibatalkan

Tapi semua itu tak cukup untuk meredam pesonanya.

Saat kamu berdiri di perbukitan Chorrol, baru saja terkena penyakit misterius yang terdengar seperti awal mula vampirisme, dan memandang ke arah Menara White-Gold yang menjulang di kejauhan di situlah kamu menyadari bahwa game ini belum pernah membuatmu bosan, meskipun sudah berjam-jam berjalan kaki menjelajah Cyrodiil.

Oblivion Adalah RPG yang Menolak Dilupakan

Meski telah berlalu hampir dua dekade, The Elder Scrolls IV: Oblivion tetap menjadi game yang penuh pesona dan kebebasan.

Ia mungkin tak sepolished Skyrim, tapi justru itulah daya tariknya.

Dengan versi remastered yang tengah dirilis, kamu punya kesempatan untuk kembaliatau mungkin untuk pertama kalinya merasakan dunia yang mengizinkanmu untuk gagal, belajar, dan menjelajah sesuka hati.

Baca Juga: The Elder Scrolls Online Kehadiran Teknologi DLAA dari Nvidia, Jadi yang Pertama!

Jadi, apakah kamu siap “menutup rahang Oblivion” sekali lagi?

 


Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone. Yuk, bikin cerita dan konten serumu, serta dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Eurogamer.net