Selasa, 18 MARET 2025 • 14:20 WIB

God of War 3: 15 Tahun Kemudian, Masih Menjadi Puncak Balas Dendam Kratos

Author

  God of War 3

INDOZONE.ID - Lima belas tahun berlalu sejak God of War 3 pertama kali dirilis untuk PlayStation 3.

Hingga kini, game ini tetap dikenang sebagai puncak amarah serta balas dendam Kratos terhadap para dewa Yunani.

Pada tahun 2010, Santa Monica Studio bersama Sony Computer Entertainment merilis seri ketiga dari waralaba God of War.

Itu menandai akhir perjalanan Kratos dalam menghancurkan para dewa Olympus setelah mengalami penderitaan panjang akibat kematian keluarganya.

Meskipun God of War: Ascension (2013) sempat mengeksplorasi masa lalu Ghost of Sparta, God of War 3 tetap menjadi titik klimaks yang menutup era mitologi Yunani sebelum transisi ke dunia Nordik dalam God of War (2018).

Dengan pertempuran epik, senjata-senjata mitologi yang unik, serta pertarungan bos yang brutal, kehancuran Olympus dalam GOW 3 benar-benar menjadi sajian spektakuler yang tidak terlupakan.

Evolusi Gameplay dan Klimaks dalam God of War 3

Setelah akhir yang mengejutkan di God of War 2 (2007)—di mana Kratos secara tidak sengaja membunuh Athena, mengetahui dirinya adalah putra Zeus, dan membebaskan para Titan untuk menyerang Olympus—Santa Monica Studio memiliki banyak ide untuk menutup trilogi ini.

David Jaffe, pencipta God of War, awalnya ingin Kratos tidak hanya menghancurkan para dewa Yunani, tetapi juga menginvasi berbagai mitologi lain hingga menjadi simbol kematian seperti Grim Reaper.

Sutradara GOW 2, Cory Barlog, sempat memimpin pengembangan awal God of War 3 dengan mempertimbangkan mode co-op, sebelum akhirnya proyek ini diserahkan kepada Stig Asmussen.

Baca Juga: God of War Remaster Dikabarkan Segera Diumumkan, Sony Siap Beri Kejutan?

Sony sempat mengira God of War 3 akan menjadi akhir dari seluruh waralaba. Namun, pada 2008, John Hight selaku direktur Santa Monica Studio mengklarifikasi bahwa game ini hanya menutup trilogi utama.

Dengan mesin grafis yang lebih canggih dibandingkan pendahulunya, God of War 3 menghadirkan efek visual luar biasa, termasuk pencahayaan dinamis, tekstur yang lebih detail, serta animasi realistis, berkat teknologi motion capture dari Image Metrics.

Selain mempertahankan gameplay hack-and-slash khasnya, GOW 3 juga menghadirkan berbagai mekanik baru seperti Boots of Hermes untuk kecepatan tambahan, Nemean Cestus untuk serangan jarak dekat yang kuat, serta kemampuan perisai Army of Sparta yang memberikan perlindungan singkat.

Perjalanan Kratos dalam Menaklukkan Olympus

God Of War 3

Dimulai tepat setelah akhir dari God of War 2, GOW 3 mengisahkan Kratos yang bersama para Titan menyerbu Olympus demi menghabisi Zeus dan para dewa Yunani lainnya.

Dalam perjalanannya melalui Olympus, Tartarus, dan Dunia Bawah, Kratos bertarung melawan berbagai makhluk mitologi seperti minotaur, cyclops, dan chimera, yang menjadi rintangan besar dalam misinya.

Namun, daya tarik utama dari game ini adalah pertarungan bosnya yang spektakuler.

Selama peristiwa Titanomachy Kedua, Kratos menghadapi berbagai Titan dan dewa seperti Poseidon, Helios, dan Hades.

Setiap pertarungan di God of War 3 memiliki gaya yang unik dan penuh kejutan. Misalnya, dalam pertarungan dengan Helios, Kratos secara brutal mencabut kepalanya dan menggunakannya sebagai alat penerangan.

Ia juga mengalahkan Hercules dalam duel yang penuh kekuatan dengan Nemean Cestus, serta melempar Hades ke Sungai Styx sebelum merobek jiwanya menggunakan Claws of Hades.

Kehancuran Mitologi Yunani Akibat Kratos

Tindakan Kratos di God of War 3 tidak hanya menghapus para dewa dari Olympus, tetapi juga membawa bencana besar bagi dunia Yunani.

Kematian Poseidon menyebabkan banjir besar, Hades yang terbunuh melepaskan jiwa-jiwa terkutuk ke dunia, dan hilangnya Helios membuat langit diliputi kegelapan.

Hermes yang dibunuh oleh Kratos menyebabkan wabah penyakit menyebar, sementara kematian Hera membuat tumbuhan di dunia mati.

Meskipun sebagian besar dewa menerima hukuman yang layak, dampak dari kehancuran ini semakin memperparah penderitaan manusia.

Satu-satunya momen di mana Kratos menunjukkan sedikit rasa penyesalan adalah ketika ia harus mengorbankan Pandora demi membuka Kotak Pandora untuk mengalahkan Zeus.

Perlindungan Hephaestus terhadap Pandora mengingatkannya pada putrinya, Calliope, yang telah lama hilang.

Namun, kemarahan Kratos terhadap Zeus dan pengkhianatan Gaia membuatnya terus melanjutkan misinya hingga akhirnya ia membunuh Zeus dalam pertarungan yang sangat emosional dan brutal.

Bagaimana God of War 3 Membentuk Masa Depan Kratos

Setelah menghabisi Zeus, Kratos menyadari bahwa balas dendamnya justru membawa kehancuran total.

Dalam tindakan dramatis, ia menusukkan Blade of Olympus ke tubuhnya sendiri untuk melepaskan harapan bagi manusia.

Meskipun adegan ini seolah menunjukkan kematiannya, adegan pascakredit memperlihatkan jejak darah yang mengarah keluar dari puncak Olympus, menandakan bahwa Kratos masih hidup.

Banyak yang mengira GOW 3 adalah akhir dari kisah Kratos, namun waralaba ini berlanjut dengan prekuel seperti God of War: Ghost of Sparta dan God of War: Ascension.

Baca Juga: Rumor Mitologi God of War Mesir akan Digunakan di Game Selanjutnya, Benarkah?

Enam tahun setelahnya, God of War 4 mulai dikembangkan pada 2014 dan diumumkan pada 2016, membawa Kratos ke dunia mitologi Nordik dengan pendekatan gameplay serta narasi yang lebih mendalam.

Di akhir God of War 3, Kratos mulai menyadari bahwa tidak semua dewa layak untuk dibunuh, dan kehancuran Olympus bukanlah solusi atas penderitaannya.

Dengan kesadaran ini, ia memilih untuk meninggalkan masa lalunya dan mencari kehidupan baru.

Transformasi karakter ini menjadi landasan penting bagi perjalanan Kratos bersama Atreus dalam God of War (2018) dan God of War Ragnarok (2022).

Tanpa semua kehancuran yang terjadi dalam GOW 3, perjalanan penebusan Kratos di dunia Nordik tidak akan terasa begitu kuat.

Pengaruh God of War 3 terhadap Waralaba PlayStation

Sebagai salah satu game terbaik di era PlayStation 3, God of War 3 menjadi penutup luar biasa bagi trilogi pertama God of War.

Dengan amarah Kratos yang mencapai puncaknya, pertempuran sinematik yang luar biasa, serta grafis yang memukau pada masanya, game ini berhasil menandai transisi besar bagi waralaba ini.

Tidak hanya menjadi puncak balas dendam Kratos, tetapi juga membuka pintu bagi narasi yang lebih dalam dan matang di era mitologi Nordik.

Dampak GOW 3 masih terasa hingga saat ini, terutama dengan berkembangnya karakter Kratos menjadi sosok yang lebih bijaksana.

Seiring waktu, bisa saja perjalanan Kratos membawa dirinya ke mitologi lain, menghubungkan masa lalunya di Yunani dengan tantangan baru di dunia yang lebih luas dalam jagat God of War.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Gamerant.com