Jumat, 23 MEI 2025 • 13:11 WIB

Masih Banyak UMKM Gagap Digital, Kemenko PM Luncurkan Program Perintis Berdaya

Author

Ilusttasi masih ada pelaku UMKM yang gagap digital.

INDOZONE.ID – Meski teknologi terbukti bisa mendongkrak penjualan UMKM hingga 30%, masih banyak pelaku usaha kecil di Indonesia yang belum memanfaatkan potensi digital secara maksimal.

Terutama yang berada di luar kota besar.

Data terbaru tahun 2024 mencatat, sekitar 35% UMKM belum memanfaatkan teknologi digital secara optimal.

Padahal, pelaku usaha yang sudah terhubung ke e-commerce dan media sosial menunjukkan pertumbuhan yang jauh lebih baik.

Jumlah UMKM di Indonesia sendiri sudah tembus 64 juta unit usaha hingga awal 2025.

Baca Juga: Mau Terima Pembayaran Digital? Begini Cara Daftar QRIS Buat UMKM!

Tapi sayangnya, mayoritas masih terkendala soal literasi digital dan minimnya keahlian pemasaran daring.

Menanggapi hal itu, Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM), Muhaimin Iskandar, menegaskan pentingnya menjadikan literasi digital sebagai bagian dari strategi pemberdayaan ekonomi nasional.

“Melalui pelatihan dan pendampingan yang terstandar, kami ingin memastikan pelaku UMKM mendapatkan akses yang setara terhadap pengetahuan dan peluang digital,” ujar Muhaimin dalam siaran pers yang diterima Indozone, Kamis (22/5/2025).

Ia menjelaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar soal teknologi, tetapi tentang membuka akses terhadap pasar dan meningkatkan daya saing, baik di tingkat lokal maupun global.

Baca Juga: Mau Terima Pembayaran Digital? Begini Cara Daftar QRIS Buat UMKM!

Langkah ini juga sejalan dengan Inpres Nomor 8 Tahun 2025 yang menugaskan Kemenko PM untuk mendukung penghapusan kemiskinan dan memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat.

Salah satu caranya adalah dengan mendorong literasi digital ke lapisan UMKM yang belum tersentuh teknologi.

Lewat Program Perintis Berdaya, Kemenko PM menggandeng berbagai pihak untuk menyusun pelatihan digital yang relevan.

Salah satu pilar utama dalam program ini adalah “Berdaya Bersama”, fokus pada pendampingan terstandar dan terukur.

Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Perlindungan Pekerja Migran, Leontinus Alpha Edison, menambahkan, pentingnya pendekatan yang sistematis dan kolaboratif dalam memperluas pemahaman digital di kalangan UMKM.

“Literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama bagi para pelaku UMKM agar mampu bertahan, berkembang, dan bersaing di pasar yang semakin kompetitif,” kata Leontinus.

Ia menekankan pentingnya intervensi melalui pelatihan dan pendampingan harus mampu menjangkau pelaku UMKM hingga ke tingkat lokal secara merata.

Mulai Juni 2025, Kemenko PM akan menggelar Bootcamp pelatihan digital untuk UKM, bekerja sama dengan sejumlah mitra dari sektor swasta.

Beberapa di antaranya adalah Google, Grab, Mekari, Cakap, Bank BRI, APINDO, dan lainnya.

Pelatihan ini tak cuma soal teori. Peserta akan dibimbing oleh mentor profesional dari berbagai industri.

Ada juga sesi showcasing yang membuka jalan bagi pelaku UMKM memperkenalkan produknya ke pasar lebih luas.

Program ini dirancang dengan pendekatan holistik. Terdapat 11 modul praktis yang bisa langsung diterapkan dalam kegiatan usaha.

Fokusnya tak hanya pada keterampilan digital, tapi juga membangun akses ke pasar dan peluang kemitraan yang nyata.

Dengan strategi ini, Kemenko PM berharap bisa mempercepat transformasi digital UMKM Indonesia dan membangun ekosistem usaha yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Kemenko PM