INDOZONE.ID - Dunia teknologi diguncang kejutan besar dari China. Negara Tirai Bambu baru saja merilis kecerdasan buatan (AI) terbaru mereka, yaitu DeepSeek sebagai pesaing AI Amerika Serikat (AS).
Kini, AI tersebut diklaim lebih canggih dari ChatGPT, Gemini, hingga Meta AI. Hal yang bikin heboh, yaitu pengembangan AI China cuma butuh USD6 juta (sekira Rp96 miliar).
Ini jauh lebih murah ketimbang AI Amerika Serikat yang menghabiskan ratusan miliar dolar.
Apa efek dari kehadiran DeepSeek? Pasar saham AS langsung anjlok hingga Rp16 ribu triliun dalam sehari.
Baca Juga: Imbas TikTok Ditutup, CapCut dan Lemon8 Ikut Diblokir di Amerika Serikat
DeepSeek: AI Canggih dengan Biaya Mini
China tampaknya nggak main-main dalam urusan teknologi. Dengan modal jauh lebih kecil, DeepSeek V3 mampu mengalahkan model AI terkemuka dalam berbagai aspek, seperti:
- Pemecahan logika dengan lebih pintar dalam menjawab pertanyaan kompleks;
- Pemrograman yang lebih efisien dalam menulis kode;
- Pemahaman konteks yang mampu memahami bahasa dengan lebih akurat.
Hal bikin makin gila, dilansir dari Tech Crunch, DeepSeek hanya butuh sedikit GPU dan biaya pelatihannya cuma USD5,58 juta (sekira Rp89,28 miliar), ketimbang dengan AI dari AS yang bisa menghabiskan USD250 miliar (sekira Rp4.000 triliun).
Dengan efisiensi dan performa sekelas GPT-40 dan Claude 3.5 Sonnet, DeepSeek langsung viral dan jadi aplikasi terpopuler di App Store AS, menyalip ChatGPT dalam waktu singkat.
Dampak DeepSeek: Saham Perusahaan Teknologi AS Rontok
Peluncuran DeepSeek langsung bikin pasar saham AS anjlok. Investor mulai ragu apakah pengeluaran besar-besaran untuk AI di AS, masih masuk akal. Dilansir dari Instagram @scaryjournal, ini hasilnya:
- Nvidia turun 17 persen, kehilangan USD600 miliar atau sekitar Rp9.600 triliun;
- Google turun 4 persen;
- Microsoft turun 3 persen.
- Total kapitalisasi pasar teknologi AS turun USD 1 triliun atau sekitar Rp16.000 triliun dalam sehari.
Hal ini bukan sekadar penurunan biasa, tapi bisa jadi awal dari perubahan besar dalam industri teknologi global.
AS Panik, China Tetap Melaju!
Hal yang lebih mencengangkan, semua ini terjadi meski AS sudah berusaha menghambat perkembangan teknologi China dengan melarang ekspor chip canggih ke negara tersebut.
Namun, China tetap bisa bikin AI yang lebih canggih dengan sumber daya terbatas. Dengan DeepSeek yang kini mulai menguasai pasar, dominasi AI Amerika mulai terancam.
Jika tren ini berlanjut, bukan nggak mungkin China bakal menjadi pemimpin baru dalam teknologi AI global.
Baca Juga: Inspiratif, Guru di China Gunakan Papan Tulis Layar Sentuh untuk Mengajar Matematika
Sekarang pertanyaannya, apakah AS bisa mengejar ketertinggalan ini? Atau, China bakal mengambil alih dominasi AI global?
Satu hal pasti, persaingan AI global baru saja memasuki babak baru yang lebih seru!
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Tech Crunch, Instagram