INDOZONE.ID - CEO OpenAI, Sam Altman, dalam sebuah posting di blog pribadinya, mengungkapkan visi besar perusahaannya menuju supertintelligence AI (kecerdasan super).
Altman meyakini bahwa OpenAI sudah mampu kecerdasan umum buatan, dan kini perusahaan mulai fokus pada pengembangan kecerdasan super.
“Kami menyukai produk kami saat ini, tetapi kami di sini untuk masa depan yang gemilang,” tulis Altman mengutip techcrunch, Selasa (7/1/2025).
“Alat-alat superintelijen dapat mempercepat penemuan dan inovasi ilmiah secara besar-besaran, jauh melampaui apa yang mampu kami lakukan sendiri, dan pada gilirannya meningkatkan kelimpahan dan kemakmuran secara besar-besaran,” tambahnya.
Baca Juga: 5 Tips Memanfaatkan Meta AI untuk Menambah Penghasilan, Langsung Coba!
Apa itu AGI dan Kecerdasan Super?
AGI (Artificial General Intelligence) sering didefinisikan sebagai sistem yang mampu mengungguli manusia dalam berbagai pekerjaan bernilai ekonomi.
OpenAI sendiri mendeskripsikan AGI sebagai “sistem yang sangat otonom yang mengungguli manusia dalam pekerjaan yang paling bernilai secara ekonomi.”
Sementara itu, kolaborator dekat OpenAI, Microsoft, mengartikan AGI sebagai sistem yang dapat menghasilkan laba setidaknya $100 miliar.
Baca Juga: NVIDIA Edify 3D: Cara Mudah Bikin Model 3D Realistis dengan AI
Meski definisi ini tampak berbeda, Altman kemungkinan merujuk pada definisi pertama.
Ia yakin agen AI, sistem yang dapat melakukan tugas secara mandiri.
Namun, Altman juga menekankan bahwa transisi menuju dunia dengan kecerdasan super harus dilakukan dengan hati-hati.
“Kami cukup yakin bahwa dalam beberapa tahun ke depan, semua orang akan melihat apa yang kami lihat, dan bahwa kebutuhan untuk bertindak dengan sangat hati-hati, sambil tetap memaksimalkan manfaat dan pemberdayaan yang luas, sangatlah penting,” tulisnya.
Tantangan dalam Mengembangkan Kecerdasan Super
Meski visinya terdengar ambisius, teknologi AI saat ini masih menghadapi banyak tantangan.
AI masih sering mengalami halusinasi, membuat kesalahan yang jelas bagi manusia, dan biayanya pun masih tinggi.
Altman tampaknya yakin semua ini bisa diatasi dalam waktu dekat, meskipun sejarah perkembangan AI menunjukkan bahwa prediksi waktu sering kali meleset.
OpenAI juga menyadari risiko besar dari pengembangan kecerdasan super.
Dalam sebuah posting blog pada Juli 2023, perusahaan mengakui bahwa transisi ke kecerdasan super “dijamin jauh dari mudah” dan bahwa mereka “tidak memiliki solusi untuk mengarahkan atau mengendalikan AI yang berpotensi superintelijen, dan mencegahnya menjadi nakal.”
Namun, ada kontroversi seputar fokus OpenAI pada keamanan. Baru-baru ini, perusahaan membubarkan tim yang sebelumnya bertanggung jawab atas keamanan AI, termasuk keamanan sistem superintelijen.
Beberapa peneliti penting bahkan meninggalkan perusahaan, dengan alasan OpenAI yang sudah sangah sangat maruk dari sisi komersial.
Ke Mana OpenAI Akan Melangkah?
Saat ini, OpenAI sedang menjalani restrukturisasi untuk menarik lebih banyak investor.
Langkah ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana perusahaan akan menyeimbangkan ambisi komersial dengan komitmen terhadap pengembangan AI yang aman.
Ketika ditanya tentang kritik yang menyebut OpenAI kurang fokus pada keamanan, Altman hanya menjawab, “Saya akan menunjukkan rekam jejak kami.”
Dengan visi besar menuju kecerdasan super, OpenAI memiliki peluang besar untuk mengubah dunia.
Namun, keberhasilan mereka juga tergantung pada seberapa bijak mereka menangani tantangan etika, teknis, dan komersial di sepanjang perjalanan ini.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Techcrunch