INDOZONE.ID - Pengadilan di Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati kepada seorang pria karena mengkritik Kerajaan Arab di media sosial X dan YouTube.
Kasus ini pun mendapat sorotan dunia internasional.
Pria yang dijatuhi hukuman mati ini diketahui bernama Mohammed bin Nasser al-Ghamdi.
Kasus ini terungkap di tengah kasus mahasiswa doktor Salma al-Shehab, dan beberapa orang lainnya yang dihukum penjara karena komentar mereka di internet.
Hukuman ini tampaknya bagian dari upaya Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman, untuk menghilangkan segala bentuk ketidakpatuhan di negaranya.
Baca Juga: Arab Saudi Akan Punya Kapal Pesiar Terbesar di Dunia, Mirip Kota Terapung!
Apalagi Kerajaan Arab menuai gelombang protes yang besar setelah mengumumkan rencana proyek-proyek pembangunan besar dan perjanjian diplomatik lainnya.
"Hukuman mati al-Ghamdi atas cuitannya sangat mengerikan, tetapi sejalan dengan penindakan yang semakin meningkat oleh otoritas Saudi," kata Lina Alhathloul, kepala pemantauan dan advokasi dari kelompok advokasi berbasis London, ALQST.
"Hukuman penjara panjang yang diberikan atas kebebasan berbicara, seperti 27 tahun bagi Salma al-Shehab, tidak mendapatkan cukup protes, dan otoritas menganggapnya sebagai lampu hijau untuk meningkatkan represi mereka," tambah Alhathloul.
"Mereka sedang mengirimkan pesan yang jelas dan jahat — bahwa tidak ada yang aman dan bahkan sebuah cuitan dapat mengancam nyawa Anda," pungkasnya.
Menurut dokumen pengadilan, tuduhan yang dialamatkan kepada al-Ghamdi termasuk "mengkhianati agamanya," "mengganggu keamanan masyarakat," "berkonspirasi melawan pemerintah," dan "menghina kerajaan dan pangeran mahkota.
Baca Juga: Tegas! Pemerintah Arab Saudi Vonis Lansia 16 Tahun Penjara Akibat Cuitannya di Twitter
Pejabat Saudi tidak memberikan alasan mengapa mereka secara khusus mengincar al-Ghamdi, seorang guru pensiunan yang tinggal di kota Mekkah.
Namun, saudaranya, Saeed bin Nasser al-Ghamdi, adalah seorang kritikus terkenal pemerintah Saudi yang tinggal di Inggris.
"Keputusan palsu ini bertujuan untuk menghina saya secara pribadi, setelah upaya gagal oleh penyelidik untuk membuat saya kembali ke negara ini," kata saudaranya dalam cuitan pada hari Kamis lalu.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: ABC News