Dengan iming-iming hadiah yang menggiurkan, tak heran jika banyak orang yang berpartisipasi dalam tantangan ini.
Sayangnya, keseruan berburu koin Jagat tidak berlangsung mulus. Tantangan ini mulai menuai kritik dan pelarangan dari berbagai pihak, terutama karena dampak negatif yang ditimbulkannya.
Salah satu contoh nyata adalah kerusakan yang terjadi di kawasan Gelora Bung Karno (GBK).
Direktur Umum PPKGBK, Hadi Sulistia, mengungkapkan bahwa aktivitas berburu koin ini telah menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, seperti tiang lampu yang rusak, paving block yang dibongkar, serta kerusakan pada taman dan tanaman di area tersebut.
Akibatnya, pihak pengelola GBK memutuskan untuk melarang aktivitas berburu koin Jagat demi menjaga fasilitas umum dan kenyamanan masyarakat.
Pengamat infrastruktur dan tata kota Yayat Supriatna beranggapan permainan "Koin Jagat" yang sedang tren di kalangan tertentu sebagai tidak produktif dan merugikan.
Menurut Yayat, meski koin tersebut dikatakan dapat ditukarkan menjadi hadiah uang, namun dia menilai permainan tersebut memiliki banyak kerugian.
“Kalau kerugiannya, habis waktu atau buang waktu percuma. Tidak produktif menghabiskan waktu hanya untuk mencari keberuntungan semata,” kata Yayat melansir Antara, Selasa (14/1/2025).
Yayat juga menyoroti lokasi kegiatan permainan tersebut. Apabila menggunakan fasilitas umum, maka hal ini dapat memunculkan konflik ruang antara mereka yang ingin berolahraga atau berekreasi dengan mereka yang bertaruh untuk mendapat hadiah dari permainan Koin Jagat.
Permainan Koin Jagat bahkan menurut Yayat bisa mengganggu keselamatan jiwa. Sebab apabila permainan itu dilakukan di wilayah padat lalu lintas, maka permainan ini bisa menjadi pemicu kecelakaan.
“Faktor gangguan lain jika dilakukan di zona padat pengunjung atau padat trafik lalu lintas, ini bisa berbahaya. Kalau pemain mencari lupa akan bahaya lalu lintas, ada lubang drainase sehingga bisa berpotensi celaka,” kata Yayat.
Lebih lanjut, Yayat menyampaikan koin yang sengaja disebar secara tersembunyi juga dapat memicu perilaku masyarakat untuk membongkar prasarana, merusak tanaman, atau fasilitas publik.
“Jika terjadi insiden kecelakaan atau kerusakan fasilitas publik, apakah mereka (penyelenggara permainan) ikut bertanggung? Saya khawatir kegiatan ini akan membuat perilaku remaja yang tidak punya penghasilan atau tidak punya uang jajan akan semakin tidak produktif. Mengejar yang instan tapi memboroskan waktu dan tidak produktif,” ucap Yayat.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Youtube, Antara