Senin, 17 FEBRUARI 2025 • 09:15 WIB

Google Matikan Peringatan Gempa Android Setelah Alarm Palsu di Brazil

Author

Ilustrasi Google. (ANTARANEWS.com)

INDOZONE.ID - Sistem peringatan gempa Android, dirancang untuk memberikan notifikasi dini sebelum bencana terjadi.

Namun, kejadian di Brazil baru-baru ini menunjukkan bahwa teknologi pengingat gempa dari Google itu belum sempurna.

Sebuah alarm palsu membuat warga panik, hingga akhirnya Google mengambil langkah cepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Teknologi Canggih yang Masih Perlu Penyempurnaan

Google menghadirkan Sistem Peringatan Gempa Android sebagai solusi untuk memberikan notifikasi dini kepada pengguna saat terjadi gempa.

Baca Juga: 3 Fitur Pintar Baru dari Google Gemini! Kamu Harus Coba

Teknologi ini bekerja dengan mendeteksi getaran seismik, melalui sensor akselerometer di ponsel Android dan mengirimkan peringatan sebelum guncangan besar terjadi.

Dengan jaringan pengguna yang luas, sistem ini diharapkan bisa menjadi alat bantu dalam mitigasi bencana.

gempa (latimes)

Namun, kejadian terbaru di Brazil menunjukkan, teknologi ini masih memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki.

Baca Juga: Android 16 Beta 2 Hadir dengan Peningkatan Kamera dan Fitur Menarik Lainnya

Alarm Palsu yang Membuat Warga Panik

Kejadian pada 14 Februari 2025, yang bertepatan di hari Jumat pagi di Brazil, berubah menjadi momen yang menegangkan bagi banyak warga.

Pengguna Android di São Paulo dan Rio de Janeiro tiba-tiba menerima peringatan tentang gempa berkekuatan 5,5 skala richter, yang disebut berpusat di Ubatuba dan Baixada Santista.

Namun, setelah pengecekan oleh otoritas setempat tidak ditemukan adanya aktivitas seismik. Hal ini membuat pertahan Sipil Sao Paulo tidak mengeluarkan peringatan resmi.

Baca Juga: Google Siap Lindungi Indonesia dari Konten Pornografi Anak dan Judol

Namun, setelah dilakukan pengecekan oleh otoritas setempat, tidak ditemukan aktivitas seismik yang sesuai dengan laporan tersebut.

Tindakan Cepat Google Menangani Kekeliruan

Android's earthquake (youtube @android)

Menyadari kesalahan tersebut, Google segera mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan fitur peringatan gempa di Brazil sementara waktu.

Juru bicara Google, Ed Fernandez, menjelaskan, sistem ini dirancang untuk memberikan informasi cepat mengenai gempa.

Meski begitu, tetap tidak menggantikan sistem peringatan resmi dari otoritas terkait. Google juga meminta maaf atas kepanikan yang terjadi akibat kesalahan ini.

Baca Juga: Gemini di Google Spreadsheet! Apakah Akan Sangat Membantu?

Tantangan Besar dalam Menciptakan Peringatan yang Akurat

Kendala dalam peringatan gempa Android, ini bukan pertama kalinya terjadi. Hal itu bisa disebabkan karena sistem mengumpulkan data jutaan perangkat secara real-time.

Sehingga, kesalahan pendeteksian gempa bisa saja terganggu dan tidak akurat, dan kesalahan sangat mungkin terjadi. 

Android's earthquake (blog.google)

Selain tidak akurat, dalam kasus lain teknologi ini tidak dapat mendeteksi gempa, bahkan gempa besar seperti yang dialami Turki pada tahun 2023 lalu.

Google Terus Berupaya Menyempurnakan Teknologi

Baca Juga: Heboh Dolar Turun 50 Persen di Google Finance, Benarkah atau Cuma Ngebug?

Google berkomitmen untuk terus meningkatkan keakuratan, dan keandalan sistem peringatan gempa Android.

Insiden di Brazil menjadi bahan evaluasi penting untuk memperbaiki algoritma deteksi, sehingga kesalahan serupa bisa dicegah di masa mendatang.

Selain itu, kolaborasi dengan otoritas setempat dan lembaga seismologi, akan terus diperkuat demi memastikan sistem ini bisa bekerja lebih baik.

Baca Juga: Ada Glitch Kecil di Google Bikin 1 Dollar Turun Delapan Ribu Rupiah

Menuju Peringatan Gempa yang Lebih Andal

Kasus alarm palsu ini mengingatkan, pengembangan teknologi peringatan dini masih membutuhkan banyak penyempurnaan.

Meski sistem berbasis smartphone punya potensi besar, tetap diperlukan integrasi yang lebih baik dengan sistem peringatan resmi, agar informasi yang diberikan lebih dapat diandalkan.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Androidpolice