Kamis, 26 DESEMBER 2024 • 12:38 WIB

Palmer Luckey Ciptakan Headset VR yang Membunuh Jika Pemain Mati dalam Game

Author

VR yang dibuat Palmer Luckey (vice.com)

INDOZONE.ID - Palmer Luckey, pendiri Oculus dan tokoh terkemuka dalam dunia realitas virtual, telah menciptakan sebuah headset VR yang dapat membunuh penggunanya, jika mereka mati dalam permainan.

Inspirasi di balik perangkat ini berasal dari anime populer 'Sword Art Online'. Di mana, pemain yang mati dalam game, juga kehilangan nyawa di dunia nyata.

Baca Juga: Valve Sedang Kembangkan Steam Controller 2 dan Kontroler VR Baru, Berikut Bocorannya!

Inovasi Ekstrem dalam Realitas Virtual

Headset yang dikembangkan Luckey menyerupai Meta Quest Pro, yang dilengkapi dengan tiga modul bahan peledak di atas layar.

Modul ini diarahkan langsung ke otak depan pengguna, dan dirancang untuk meledak jika kondisi tertentu terpenuhi. Seperti, tampilan layar game over dengan frekuensi warna merah tertentu.

Menurut Luckey, tujuan dari perangkat ini adalah meningkatkan realisme dalam permainan, dengan menambahkan konsekuensi nyata bagi tindakan di dunia virtual.

Baca Juga: Kabar Buruk, Sony Akan Berhenti Memasok Adaptor PS VR untuk PS5

Inspirasi dari "Sword Art Online"

'Sword Art Online' adalah serial anime dan novel ringan yang menceritakan pemain yang terjebak dalam dunia virtual dan harus menyelesaikan tantangan untuk keluar.

Jika mereka mati dalam permainan, mereka juga mati di dunia nyata.

Luckey mengakui, serial ini telah meningkatkan minat terhadap realitas virtual, terutama di Jepang, dan menjadi inspirasi bagi proyeknya.

SAO anime (roadtovr)

Teknologi di Balik Headset Mematikan

Untuk mewujudkan perangkat ini, Luckey menggunakan tiga modul bahan peledak yang biasanya digunakan untuk proyek lain.

Modul ini terhubung dengan sensor foto pita sempit, yang dapat mendeteksi ketika layar menampilkan warna merah dengan frekuensi tertentu, yang menandakan pemain telah kalah.

Baca Juga: Menyelami Dunia Baru: Kemajuan Teknologi VR dan AR dalam Permainan Video

Saat kondisi ini terpenuhi, bahan peledak akan meledak, menghancurkan otak pengguna secara instan.

Kontroversi dan Etika dalam Pengembangan Teknologi

Proyek ini menimbulkan pertanyaan etis dan kontroversi mengenai batas antara dunia virtual dan konsekuensi nyata.

Meskipun Luckey menyatakan, perangkat ini hanya sebagai 'karya seni kantor', ide menggabungkan risiko nyata dengan pengalaman virtual menantang pemikiran tradisional, tentang keamanan dan tanggung jawab dalam pengembangan teknologi.

Baca Juga: Terinspirasi Anime Sword Art Online, VR Ini Bisa Bunuh Pemain jika Kalah Dalam Game

Masa Depan Realitas Virtual dengan Konsekuensi Nyata

Meskipun perangkat ini belum digunakan secara praktis, konsepnya membuka diskusi tentang bagaimana realitas virtual dapat berkembang di masa depan.

Dengan menambahkan elemen risiko nyata, pengalaman VR dapat menjadi lebih mendalam, tetapi juga menuntut pertimbangan serius mengenai implikasi etis dan keselamatan pengguna.

SAO anime (cbr.com)

Palmer Luckey dan Perjalanan Inovasinya

Palmer Luckey dikenal sebagai inovator di bidang realitas virtual sejak mendirikan Oculus, yang kemudian diakuisisi Facebook pada tahun 2014.

Setelah meninggalkan Oculus, ia mendirikan Anduril, sebuah perusahaan kontraktor pertahanan yang berfokus pada pengembangan teknologi militer canggih.

Baca Juga: PC Game Pass Segera Hadir di Steam? Ini Rumor yang Beredar!

Proyek headset VR mematikan ini, menunjukkan sisi eksperimental dan provokatif dari pendekatan Luckey terhadap teknologi.

Reaksi Komunitas dan Industri

Komunitas teknologi dan industri game bereaksi beragam terhadap pengumuman ini.

Beberapa melihatnya sebagai eksperimen seni yang menantang batas. Sementara yang lain, mengkhawatirkan implikasi etis dan potensi bahaya dari menggabungkan risiko nyata dengan hiburan virtual.

Diskusi ini mencerminkan ketegangan antara inovasi dan tanggung jawab dalam pengembangan teknologi mutakhir.

Baca Juga: Daftar Pemakai Aplikasi dan Game Terbanyak di iPhone dan iPad Tahun 2024, Nomor 1 Ilegal di Indonesia

Refleksi tentang Realitas dan Virtualitas

Proyek ini mengajak refleksi mendalam tentang hubungan antara realitas dan virtualitas.

Dengan menambahkan konsekuensi nyata dalam dunia virtual, batas antara keduanya menjadi semakin kabur, menantang persepsi tradisional dan mendorong diskusi tentang masa depan interaksi manusia dengan teknologi.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: Vice.com, Roadtovr.com