INDOZONE - Qualcomm, pembuat chip utama AS, dikabarkan sedang mempertimbangkan untuk membeli Intel, salah satu pesaing utamanya, menurut laporan The Wall Street Journal dan The New York Times.
Namun, belum ada penawaran resmi yang dibuat, dan masih belum pasti apakah Intel akan menerima tawaran tersebut atau apakah regulator akan menyetujuinya.
Intel, mantan pemimpin industri chip, telah mengalami kerugian sebesar $1,6 miliar pada Q2 tahun ini dan saat ini sedang menjalani program pemangkasan biaya sebesar $10 miliar, yang mengakibatkan 15.000 pemutusan hubungan kerja.
Qualcomm, dengan nilai pasar sebesar $190 miliar, telah melampaui Intel yang hanya sebesar $90 miliar.
Kedua perusahaan tersebut telah tertinggal dari Nvidia, yang telah mendominasi pasar chip karena perkembangan AI.
Tantangan Finansial dalam Akuisisi
Salah satu tantangan utama bagi Qualcomm dalam akuisisi Intel adalah besarnya nilai kesepakatan tersebut.
Diperkirakan bahwa Qualcomm akan memerlukan lebih dari $90 miliar untuk mengambil alih Intel. Namun, Qualcomm hanya memiliki sekitar $13 miliar dalam bentuk kas, dan memiliki utang jangka panjang sebesar $13 miliar.
Intel sendiri juga memiliki utang jangka panjang sebesar $19 miliar, yang berarti Qualcomm harus mencari cara untuk mengumpulkan dana yang sangat besar jika ingin melanjutkan akuisisi ini.
Kesepakatan ini jauh lebih besar dibandingkan dengan upaya Qualcomm sebelumnya untuk mengakuisisi NXP Semiconductor pada tahun 2016 senilai $38 miliar.
Meskipun saat itu Qualcomm memiliki kas besar yang terjebak di luar negeri, akuisisi NXP gagal, dan Qualcomm justru menghabiskan $22 miliar dari uang yang dipulangkan untuk pembelian kembali saham.
Baca Juga: Saham Intel Merosot: Dampak Ketertinggalan Teknologi dan Langkah Pemulihan
Potensi Keuntungan dan Sinergi
Jika Qualcomm berhasil secara finansial, pertanyaan berikutnya adalah mengenai sinergi yang dapat dihasilkan dari penggabungan ini.
Qualcomm saat ini dianggap sebagai produsen chip untuk ponsel, dengan sekitar 70% pendapatannya berasal dari pasar mobile.
Meskipun Qualcomm telah mencoba untuk berekspansi ke pasar lain seperti Internet of Things (IoT) dan otomotif, akuisisi Intel akan segera menjadikannya pemain utama di pasar mikroprosesor PC dan server.
Namun, Intel sendiri sedang berjuang untuk memulihkan kekuatannya dalam produksi.
Meskipun ada beberapa kemajuan dengan teknologi chip terbarunya, Intel masih membutuhkan bantuan untuk kembali berjaya.
Di sisi lain, Qualcomm tidak memiliki pabrik sendiri, yang berarti tidak bisa memberikan banyak dukungan untuk meningkatkan operasi pabrik Intel.
Meski begitu, beberapa produk Qualcomm yang lebih menguntungkan dapat membantu Intel dari sisi keuangan.
Persaingan dengan Nvidia
Qualcomm dan Intel menghadapi tantangan yang signifikan dari Nvidia, yang telah mendominasi pasar chip AI karena meningkatnya permintaan.
Meskipun memiliki sumber daya AI yang signifikan, kedua perusahaan berjuang untuk menandingi dominasi Nvidia.
CEO Qualcomm, Cristiano Amon, menyarankan untuk membentuk aliansi besar antara chip server Intel dan chip mobile Qualcomm untuk melawan dominasi Nvidia.
Strategi ini dikenal sebagai "AI at the edge," di mana server dan ponsel bekerja sama untuk mengelola pemrosesan AI secara efisien.
Nvidia tidak memiliki chip mobile, yang memberikan celah bagi Qualcomm dan Intel untuk memanfaatkan teknologi ini.
Selain itu, keahlian Intel dalam chip packaging—teknologi yang memungkinkan penggabungan beberapa chip menjadi satu—dapat membuka peluang baru bagi Qualcomm untuk mengembangkan produk-produk mobile canggih.
Baca Juga: Qualcomm, Samsung, dan Google Kembangkan Kacamata Pintar Realitas
Kendala dan Tantangan Lainnya
Meskipun ada potensi keuntungan dari akuisisi ini, banyak tantangan yang harus dihadapi.
Intel memiliki arsitektur chip x86 yang mendominasi pasar PC dan server, namun hampir tidak relevan di pasar ponsel.
Masih belum jelas apakah upaya gabungan Qualcomm dan Intel dapat membuat arsitektur ini relevan di dunia mobile, terutama dengan adanya kebutuhan akan kemampuan AI yang kuat.
Ada juga kemungkinan bahwa Qualcomm melihat kesempatan lain dalam nilai saham Intel yang dianggap murah.
Saham Intel saat ini diperdagangkan dengan kelipatan pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain di industri ini, sehingga mungkin Qualcomm melihatnya sebagai peluang investasi jangka panjang.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: Timesofindia.indiatimes.com, Wsj.com