Rabu, 22 FEBRUARI 2023 • 15:00 WIB

Kisah 'Twitter Killer', Pembunuh Sadis yang Mutilasi Korbannya dan Disimpan di Kulkas

Author

Takahiro Shiraishi. (9News)

Sebuah kasus pembunuhan keji pernah terjadi di Jepang pada tahun 2017. Pria bernama Takahiro Shiraishi menjadi dalang dibalik kasus mengerikan itu.

Takahiro Shiraishi sampai dijuluki sebagai 'Twitter Killer', karena modus untuk menggaet para korbannya menggunakan media sosial Twitter. Setelah itu, ia pun membunuhnya dengan cara yang amat sangat keji.

Baca Juga: Kisah Lansia 60 Tahun Berhubungan Seks dengan Robot, Dikasih Nilai 8 dari 10!

Siapa Takahiro Shiraishi?

Takahiro Shiraishi. (Metropoles)

Takahiro Shiraishi adalah pembunuh berantai dan pemerkosa Jepang. Setelah kasusnya terbongkar, banyak orang yang melabeli dirinya sebagai 'Twitter Killer'.

Di Zama, Jepang, antara Agustus dan Oktober 2017, dia telah membunuh sembilan orang. Kebanyakan korbannya adalah wanita muda, termasuk tiga gadis SMA.

Shiraishi diketahui tinggal di flat berukuran 13 meter persegi yang berlokasi di Zama, Jepang. Saat baru lulus SMA, ia jatuh ke dalam industri seks yang terkenal di Tokyo.

Di sana, ia mendapatkan tugas memikat wanita muda untuk bekerja di klub-klub di Jepang. Shiraishi mengandalkan media sosial Twitter, untuk menggaet para calon pelacur.

Takahiro Shiraishi. (Nextshark)

Akibat pekerjaannya itu, Shiraishi ditangkap oleh pihak kepolisian Jepang dan dijatuhi hukuman percobaan. Pada saat itu, ia mengaku bahwa kesehatan mentalnya mulai terganggu dan mengatakan pada ayahnya jika ia memiliki 'pikiran yang gelap'.

Sejak berada di dalam sel, Takahiro Shiraishi juga memiliki obsesi untuk bunuh diri. Hanya saja, ia tidak bisa melakukan itu karena satu dan lain hal.

Modus yang Digunakan Shiraishi untuk Mendapatkan Korbannya

Shiraishi mendekati korbannya melalui Twitter, menawarkan untuk membantu mereka yang memiliki keinginan untuk bunuh diri.

Ia bahkan rela mati bersama korbannya, demi menggaet mangsa baru. Namun, itu semua hanya akal-akalan Shiraishi saja.

Mayoritas korban Shiraishi adalah berjenis kelamin perempuan dari umur 15 hingga 26 tahun. Tak jarang, ia memperkosanya terlebih dahulu sebelum akhirnya dibunuh.

Akun Twitter Takahiro Shiraishi. (9News)

Shiraishi juga dilaporkan telah membunuh salah satu pacar korbannya, karena khawatir aksinya akan terungkap, kata penyelidik, dilansir dari 9News.

Cara Shiraishi untuk membunuh korbannya adalah dengan mencekiknya hingga tewas. Setelah itu, ia dimutilasi menjadi beberapa bagian dan disimpan di dalam flatnya.

Pembunuhan yang Dilakukan Takahiro Shiraishi Mulai Terungkap

Pembunuhan berantai yang dilakukan Takahiro Shiraishi pertama kali terungkap pada Halloween tahun 2017.

Saat itu, polisi menemukan potongan-potongan tubuh di dalam flat Shiraishi di kota Zama Jepang, dekat Tokyo. Temuan itu terjadi ketika polisi sedang mencari seorang wanita berusia 23 tahun yang hilang, yang ternyata wanita itu adalah salah satu korban keganasan Shiraishi.

Saat wanita itu dinyatakan hilang, saudara laki-lakinya sengaja membuka akun Twitter miliknya, dan menemukan pesan mencurigakan yang melibatkan Takahiro Shiraishi dengan wanita tersebut.

Flat yang ditinggali Takahiro Shiraishi. (9News)

Pesan itu juga memperlihatkan alamat lengkap flat yang ditinggali oleh Shiraishi. Bersama pihak kepolisian, saudara wanita itu pun langsung bergegas menuju flat yang dijuluki warga sekitar sebagai 'rumah angker'.

Di sana, mereka menemukan potongan tubuh dan tulang  mayat yang dimutilasi menjadi 240 potongan disimpan di dalam cooler box. Shiraishi menimbun mayat para korbannya dengan menggunakan pasir khusus kotoran kucing.

Total nyawa yang dihabisi oleh Takahiro Shiraishi berjumlah 9 orang, dengan detail 8 berjenis kelamin perempuan dan 1 laki-laki.

Kasus Pembunuhan Takahiro Shiraishi Dibawa ke Meja Hijau

Saat jaksa menunut Shiraishi hukuman mati, pengacaranya justru beralasan bahwa aksi yang dilakukan oleh kliennya telah mendapatkan persetujuan dari para korbannya. Dengan kata lain, korban setuju untuk dibunuh Shiraishi.

Namun, Shiraishi justru melontarkan pernyataan yang sebaliknya. Ia menjelaskan bahwa aksinya adalah murni pembunuhan, dan tidak ada persetujuan dari korban.

Flat yang ditinggali Takahiro Shiraishi. (AP)

Baca Juga: Kisah Pelakor Candy Montgomery yang Bantai Istri Sah pakai Kapak 41 Kali Bakal Dibuat Seri

Bukti kuat yang mendukung pernyataan Shiraishi adalah adanya sebuah luka memar di belakang kepala korban yang dipukul oleh Shiraishi agar korbannya tidak bisa melawan.

Takahiro Shiraishi akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan. Ia mengaku bersalah dan tidak akan mengajukan banding atas hukumannya tersebut.

Artikel Menarik Lainnya:

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi

Sumber: