Salah satu kerentanan Twitter yang sudah disadari perusahaan sejak Januari lalu telah dimanfaatkan oleh peretas untuk membocorkan sebanyak 5,4 juta data pengguna platform yang baru diakuisisi oleh Elon Musk itu.
Brussels Times melaporkan jika kumpulan data-data tersebut kini telah dijual secara online melalui forum hacker, dengan harga $30.000.
Baca Juga: Twitter Bakal Kedatangan Fitur Centang Biru, Emas, dan Abu-abu, Ini Fungsinya!
Pada awal tahun 2022, anggota forum peretasan menemukan kerentanan yang memungkinkannya untuk menyerang dan memperoleh nomor telepon hingga alamat email pengguna Twitter, meskipun mereka telah menyembunyikan informasi ini di pengaturan privasi mereka.
Twitter awalnya hanya mengakui kerentanan tersebut, namun baru sekarang mengakui jika ada data dalam jumlah besar yang berhasil dieksploitasi oleh pihak tidak bertanggung jawab.
“Pada Januari 2022, kami menerima laporan melalui program bug bounty kami tentang kerentanan di sistem Twitter… Pada Juli 2022, kami mengetahui melalui laporan pers bahwa seseorang berpotensi memanfaatkan ini dan menawarkan untuk menjual informasi yang telah mereka susun,” kata Twitter dalam sebuah pernyataan.
Kejadian ini pun menjadi tanda tanya besar bagi sistem keamanan yang ada di dalam aplikasi Twitter, mengapa data pengguna bisa bocor ke tangan hacker dengan sangat 'mudah'.
Baca Juga: Elon Musk Berencana Naikkan Jumlah Batas Cuitan Twitter dari 280 Karakter ke 420
Sebelumnya, mantan kepala keamanan Twitter, Yoel Roth mengatakan jika Twitter menjadi kurang aman sejak Elon Musk mengakuisisi platform besutan Jack Dorsey itu.
Karena sudah tidak sejalan dengan visi dan misi perusahaan, Roth pun akhirnya keluar dari perusahaan pada tanggal 10 November lalu, sekitar dua minggu setelah Elon Musk mengakuisisi Twitter.
Artikel Menarik Lainnya:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi
Sumber: